Mohon tunggu...
Yusuf Aji Dharmawan
Yusuf Aji Dharmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kreativitas akan muncul ketika seseorang mempelajari suatu hal dengan keterbatasan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahaya Praktik Mom Shaming di Media Sosial

1 Juli 2022   18:23 Diperbarui: 1 Juli 2022   18:29 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam realita kehidupan, merupakan hal yang lumrah apabila seseorang memiliki ekspektasi yang ia bangun sendiri. Namun, ekspektasi ini akan menimbulkan masalah apabila si pemilik ekspektasi menerapkan ekspektasinya tersebut kepada orang lain. Tak terkecuali halnya dengan para ibu. 

Ekspektasi serta kompetisi yang terjadi antar ibu dimana praktik ini berlangsung terus-menerus maka hal tersebut akan memicu timbulnya mom shaming. 

Mom shaming yang terjadi di media sosial pada dasarnya disebabkan oleh timpangnya kekuasaan antara satu orang dengan orang yang lain sehingga dapat mendorong terjadinya perundungan. 

Sederhananya, ketimpangan kekuasaan ini ditunjukkan dari sikap untuk tidak mau menerima perbedaan opini orang lain (Benedict dan Valentina, 2021). Padahal, sudah seharusnya seseorang tidak boleh menghakimi orang lain hanya karena memiliki perbedaan pendapat ataupun konsep.

Sebelum adanya kehadiran media sosial di tengah masyarakat, para ibu seringkali membentuk forum obrolan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak maupun saling memberikan masukan/pendapat. Dalam obrolan tersebut wajar saja jika terjadi perbedaan cara pandang atau pola pengasuhan. 

Namun, dengan munculnya media sosial, perbedaan pola asuh ibu satu dengan ibu lainnya semakin terekspos serta semakin tajamnya pembahasan. Perbedaan yang terjadi seringkali malah dijadikan bahan untuk menjatuhkan ibu yang lain serta juga terkesan seperti melakukan penghakiman terhadap orang lain. Ada beberapa alasan mengapa seorang ibu melakukan mom shaming kepada ibu yang lain. 

Salah satunya disebabkan oleh perasaan insecure. Menjadi seorang ibu memanglah tidak mudah sehingga rentan untuk merasakan yang namanya insecure, perasaan cemas, maupun khawatir berlebihan. Apabila tidak dilakukan kontrol yang baik terhadap diri, perasaan tidak nyaman tersebut memicu keinginan seorang ibu untuk membuat ibu lain merasakan kecemasan yang ia hadapi. Maka, hal ini menjadi salah satu praktik mom shaming.

Salah satu praktik mom shaming terjadi pada seorang influencer bernama Gita VBPR. Berdasarkan pengalaman yang ia alami, Gita mengaku pernah mengalami mom shaming melalui media sosial Instagram. Banyak sekali komentar negatif seperti harassmen dan violence yang dilontarkan kepada dirinya sehingga membuat Gita mengalami insecure akibat bullying yang dilontarkan oleh para netizen. 

Padahal, perjuangan menjadi seorang Ibu yang dialami oleh Gita tidak mudah, mulai dari melakukan program hamil hingga mengalami fase dibully karena perubahan bentuk tubuh setelah hamil yang juga dilakukan oleh perempuan. 

Lebih jauh lagi, aksi mom shaming yang menimpa Gita juga berupa flaming dan violence perihal ASI yang macet sehingga harus disapih, dalam hal ini Gita mendapatkan banyak hinaan dari para ibu lain, flaming dan violence yang terjadi tersebut sempat membuat Gita merasa gagal menjadi seorang Ibu dan membuat tekanan psikis pada dirinya. 

Perilaku tidak menyenangkan yang dialami oleh Gita tersebut merupakan contoh nyata dari adanya mom shaming dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat korban mom shaming merasa insecure.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun