Illahi---
yang menjadi awal dari segala akhir.
Dan kita:
hanya tamu dalam waktu yang tak pernah selesai.
Surabaya, 9--11--2013
Dalam setiap baris puisi ini, ada pertanyaan yang tak selesai, ada rindu yang tak ikut mati, dan ada doa yang terus mengalir meski waktu berjalan. "Tapak Senyap di Hamparan Sembahyang" bukan sekadar puisi, tapi arsip batin yang ingin menjadi rumah bagi siapa pun yang pernah merasa sendiri, hilang, atau tertantang oleh nasib.
Semoga puisi ini menjadi ruang bersama---tempat kita saling menengok, saling mengingat, dan saling mendoakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI