Mohon tunggu...
Yus Santos
Yus Santos Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto Profil Yus Santos

Mahasiswa S3 Universitas Negeri Surabaya , merupakan trainer di bidang pengembangan diri dan pendidikan, menulis 5 buku berbasis Neuro-Linguistic Programming.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reformasi Kurikulum Belajar dari Empat Andalan di Asia

20 Juni 2021   01:22 Diperbarui: 20 Juni 2021   01:55 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Knowledge/information processing competency (Kompetensi  pengetahuan dan informasi untuk menyelesaikan masalah secara rasional)

3. Creative Thinking Competency (Kemampuan berpikir kreatif, mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dari berbagai bidang professional.)

4. Aesthetic Emotional Competency (Kemampuan menemukan dan menghargai makna , nilai kehidupan didasarkan pada pemahaman empati pada orang lain).

5. Communication Competency (Kemampuan untuk secara efektif mengekspresikan pikiran dan perasaan , mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghormati pendapat orang lain)

6. Civic Competency (Kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan masyarakat )  

Pendidikan di Korea juga menekankan berpikir kreatif,Kritis dan Komunikatif. Jam Sekolahnya panjang.Nilai nasionalisme dijunjung tinggi. Di Korea mata pelajaran juga tidak sebanyak di Indonesia.


Empat negara boleh dibilang jelmpolan dalam Pendidikan bahkan mulai bersaing dan mengungguli negara negara barat.  Bahkan dalam ututan PISA masuk dalam 10 besar   baik untuk kemampuan membaca, sain dan matematika.

Dua Hal Pokok Reformasi Kurikulum Kita  

Benang merah keunggulan keempat negara tersebut adalah kurikulum yang bertujuan supaya siswa berpikir kreatif dan kritis,  dan pelajarannya tidak sebanyak pelajaran di Indonesia sehingga mereka punya waktu mendalam dan fokus serta sangat dalam Ketika belajar sesuatu. Ini berbeda dengan di Indonesia yang siswanya belajar sangat banyak mata pelajaran.  Reformasi kurikulum kita sudah satnya berani menghapus banyak pelajaran fokus saja terhadap pelajaran yang menjadikan anak berpikir kritis dan kreatif. Maklum selama ini pelajaran di Indonesia sangat banyak sehingga tuntutannya adalah mengerti dan mengingat maka banyak guru yang menekankan pada hafalan.

Kesehatan fisik dan pikiran sangat diperlukan sebagaimana China ada banyak olah tubuh dan nafas sebelum pelajaran artinya aspek Kesehatan tubuh dan pikiran penjadi penting dalam kurikulum, ada baiknya kita juga menerapkannya. Dan buat sekolah itus menyenangkan sehingga walau jam belajarnya panjang siswa tetap bahagia.  Sekaranglah saatnya kita reformasi kurikulum kita.

Yus Santos, Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya, Sedang Meneliti Kurikulum Antar Bangsa. Penulis 5 Buku pengembangan diri berbasis Neuro-Linguistic Programming.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun