[caption id="attachment_334213" align="aligncenter" width="640" caption="koleksi lagu ciptaan SBY yang bisa diklik dan didengarkan"]
![13989190011794121572](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/05/13989190011794121572.jpg?t=o&v=555)
Dalam bayanganku, masa kepemimpinan Presiden SBY berjalan amat datar, dan tak banyak jejak yang bisa diingat. Memori yang teringat hanyalah beberapa bencana yang menewaskan ribuan orang, hingga memori tentang berbagai kasus yang menimpa, seperti Bank Century ataupun kasus korupsi. Jika dipikir-pikir, ingatan tentang Jusuf Kalla lebih kuat daripada ingatan tentang kiprah sang presiden. Entahlah. Toh, ini hanya pendapat bodohku saja.
Di beberapa negara, ingatan tentang warisan seorang presiden dirawat dan ditumbuhkan. Orang Singapura selalu megenang warisan Lee Kuan Yew. Orang Amerika pun rajin mengenang warisan Abraham Lincoln yang tersimpan dalam Lincoln Memorial di Washington DC. Mereka mengenang semua warisan Lincoln atas nilai-nilai pluralitas, kemajemukan, dan kesetaraan.
Orang Brazil pun rajin merawat warisan Presiden Lula. Ia dianggap sukses membawa bangsa itu menjadi bangsa yang disegani. Demikian pula orang Malaysia yang sering mendiskusikan warisan Mahathir Mohammad atas pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Nah, tak lama lagi Presiden SBY akan mengakhiri masa jabatannya. Pertanyaan kritis yang hendak kutanyakan, apakah warisan presien kita ini? Apakah kamu bisa membantuku menjelaskan di sini?
BACA JUGA:
Delapan Tahun Pramoedya Berpulang
Pengalaman Bertemu Ahmadinejad
Obral Gelar Adat untuk Sang Presiden