Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjadi Fitri di Masa Pandemi, Seperti Apa?

12 Mei 2021   21:28 Diperbarui: 12 Mei 2021   21:36 2775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamar Idul Fitri 1 Syawal 1442 H . Sumber : tribunnews.com

Ketika pergerakan manusia terjadi, ada potensi di jalan kita terkena virus, lalu virus itu menempel di bawa ke kampung halaman dan mengenai orang -- orang yang semestinya kita jaga dengan baik. Ada kakek, nenek, ayah ibu, adik , kakak dan saudara sedarah lainnya. Atau sebaliknya ketika arus balik giliran kita menulari suami. Istri, anak buah hati kita, tetangga sekitar, teman kantor dan sebagainya yang menjadikannya lingkaran setan yang sulit diputuskan.

Ketika banyak warga kita yang terkena virus, maka sesungguhnya akan datang kerusanakan negara. Ekonomi carut marut, PHK besar- besaran dan sebagian besar telah terjadi di awal periode pandemi hingga kini.

Fenomena mudik di negara kita hampir sama dengan negara muslim lainnya. Di mana hubungan kekeluargaan akan sangat menjadi prioritas. Saling berkunjung antara satu keluarga dengan keluarga lainnya berbagi kegembiraan di Hari Raya. Mudik sudah menjadi fenomena umum di seluruh negeri mayoritas muslim tidak terkecuali di Indonesia.

Namun demikian Sabda Nabi sangat jelas "Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah di suatu daerah, Maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, jangan hengkang (lari) dari Thaun."

Dalam hadits riwayat Bukhari, dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila kalian mendengar ada penyakit menular di suatu daerah, jangan lah kalian memasukinya; dan apabila penyakit itu ada di suatu daerah dan kalian berada di tempat itu, jangan lah kalian keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari penyakit itu."

Mudik adalah fenomena yang hampir sama dengan ritual di negara lainnya , di mana ada potensi kerumunan di sana. Antara manusia satu dengan manusia lainnya bertemu, bersapa, berjabat tangan dan bersosialisasi. Kerumunan inilah yang terlarang karena akan menyebabkan tersebarnya wabah tadi.

Menjadi fitri, suci jangan lalu menjadi tercoreng karena sikap arogansi kita dalam menyikapi mudik . Ikutilah Nabi, ikutilah Pemerintah , berlebaranlah di rumah masing -- masing. Raihlan kesucian Ramadan hanya untuk keluarga inti. Karena akan menjadi penyesalan bila seorang anak menjadi yatim , seorang istri menjadi janda dan orang tua kehilangan anaknya. Dalam kasus ini  mencegah lebih wajib daripada sekadar menjalankan rutinitas sosial keagamaan seperti mudik tadi.

Penyebab Penyakit Thaun
Dikutip dari buku 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW' karya Nabil Thawil penyakit thaun adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini berasal dari infeksi bakteri Pasterella Pestis.

Bakteri Thaun ini dibawa oleh Xenopsella Cheopis (kutu anjing) yang berasal dari darah tikus. Sebab, Xenopsella Cheopis sejatinya hidup di tubuh tikus. Artinya, wabah pertama terjadi pada tikus dan menyebar ke manusia. Melalui darah tikus yang berada di kutu anjing tersebut menular lah ke manusia melalui kulit dan darah.

Adapun, masa inkubasi penyakit Thaun antara dua sampai dua belas hari. Para penderitanya harus menjalani karantina dan menjalani pengobatan yang berlaku sesuai apa yang dilakukan pada zaman Rasulullah maupun Umar bin Khattab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun