Mohon tunggu...
Yusairoh Mushlih
Yusairoh Mushlih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Hasanuddin

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kinerja Otak pada Remaja Menurun Akibat Skipping Breakfast

14 Mei 2023   16:03 Diperbarui: 14 Mei 2023   16:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

KINERJA OTAK PADA REMAJA MENURUN AKIBAT SKIPPING BREAKFAST

Kebiasaan sarapan pagi dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang dan memenuhi angka kecukupan gizi perhari sebagai salah satu upaya perbaikan gizi pada remaja. Hampir 50% remaja tidak sarapan dan hanya 60% remaja yang sarapan secara teratur. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) melaporkan terkait konsumsi pangan bahwa sekitar  26,1% remaja tidak terbiasa dengan sarapan dan hanya meminum  air dan sebanyak 44,6% remaja   sarapan dengan hasil asupan  energi  kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari.

Dua penilitan dari tahun 2015 menunjukkan bahwa para remaja tidak sarapan dikarenakan tidak sempat, tidak ada yang menyiapkan sarapan, tidak lapar atau tidak selera makan, serta kebiasan sarapan tidak sehat sehingga mereka mengalami kekuarangan gizi sarapan yang kemudian hal tersebut berdampak pada kinerja otak.

Apa hubungan kinerja otak dengan skipping breakfast? 

Sarapan pagi yang mengandung gizi seimbang memiliki peranan penting dalam pemenuhan zat gizi, pemasok energi otak di pagi hari, dan berdampak positif pada perilaku, kognitif, dan prestasi remaja. Di Indonesia, kontribusi zat gizi sarapan adalah 15 hingga 30% asupan zat gizi sebagai kebutuhan energi dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Sarapan memiliki efek langsung pada kadar glukosa darah dan kadar glukosa darah memiliki efek langsung  dalam kinerja fungsi kognitif.

Tanpa sarapan pagi, remaja akan mengalami kekosongan lambung sehingga kadar glukosa dan nutrisi yang dibutuhkan untuk memberi tenaga pada otak. Hal ini dapat menyebabkan pada remaja cenderung kekurangan   energi, penurunan kinerja kognitif, konsentrasi belajar terganggu, rentang perhatian, retensi memori, peningkatan iritabilitas dan kelelahan sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi prestasi belajar di sekolah.

Penilitian juga menemukan bahwa melewatkan sarapan dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan seperti demensia dan penyakit Alzheimer.

Sehingga, sarapan sangat dibutuhkan untuk memasok energi agar fungsi kognitif otak dapat berkerja dengan baik. Dengan fungsi kognitif yang baik, maka otak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan tidak terjadi penurunan rangsangan otak, penurunan produktivitas kegiatan sehari-hari, munculnya respon yang lambat dan penurunan perhatian hingga efek jangka panjang pada kesehatan otak. Oleh karena itu, perlunya kontribusi orang tua dalam menyiapkan sarapan yang bergizi, mengunggah selera dan memotivasi anak untuk sarapan, serta kesadaran para remaja terhadap pentingnya sarapan pagi dalam mengawali hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun