Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Usang Nyaris Terbuang

2 Oktober 2021   08:43 Diperbarui: 2 Oktober 2021   08:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Usang  Nyaris Terbuang

Desir angin semakin memekakkan

Jatuhnya air tak lagi gemericik menenangkan

Pucuk cemara tak sehalus  rambut perawan

Sekuntum mawar pun tiada lagi bermekaran

Jejak langkahnya di tanah basah

Menopang jasad diri yang pasrah

Lentik lentur mengikuti busur panah

Nyanyian luka pun semakin terasa indah


Kembali ke hari kemarin takkan terjadi

Mengulang momen cinta tak lagi

Hasrat diri mengubur ilusi

Tak faedah mengharap orang memberi

Kembali terduduk menanti masa ke tiga

Batin tak henti dzikir menyapa

kepada dzat Yang Maha Memalingkan hati arahkan hatiku untuk asa

Berkat rahmatNya merona senyum bahagia

Rangkaian indah kata bersyukur 

Membenamkan diri sujud tersungkur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun