Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sulit Memaafkan Orang Lain?

14 Agustus 2019   18:30 Diperbarui: 14 Agustus 2019   19:30 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.psychologytoday.com

Mengalami perlakuan yang menyakiti secara pribadi menjadi alasan yang sangat kuat mengapa seseorang tidak mudah untuk memaafkan ornag lain.

Tidak mudah memaafkan orang lain, apalagi kalau orang lain itu telah menyakiti dengan sangat mendalam dan mendasar hidup Anda, sehingga pintu maaf itu seakan terkunci dengan sangat rapat dan tidak bisa dibuka.

Setiap orang sangat mungkin mengalami sulit memaafkan orang lain. Bahkan bisa saja ada orang yang terus menjaga dan memelihara untuk tidak memaafkan orang lain itu. Dan akibatnya adalah bubungan yang tidak baik, bahkan sangat mungkin retak dan putus dengan orang lain yang telah menyakiti Anda.

Tentang pertanyaan "mengapa ada orang yang begitu sulit untuk memaafkan orang lain," merupakan topik penelitian yang dilakukan oleh Geher (2019) terhadap 288 orang dewasa dan menemukan penyebab mengapa orang dewasa sulit memaafkan orang lain.

Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Geher dan tim itu dengan meminta pendapat sikap mereka terhadap dua kasus berikut ini, yaitu :

Kasus A:

Anda berjalan ke restoran untuk bertemu dengan beberapa teman untuk makan siang. Anda mendengar teman Anda Lauren, yang menghadap jauh dari Anda ketika Anda masuk, mengatakan bahwa dia tidak terlalu menyukai kasing ponsel Anda. Anda segera menangkap mata Lauren pada saat itu. Lauren kemudian berkata kepada Anda: "Maaf, saya tidak bersungguh-sungguh --- saya sudah keluar jalur."

Kasus B:

Anda berjalan ke restoran untuk bertemu dengan beberapa teman untuk makan siang. Anda tidak sengaja mendengar teman Anda Lauren, yang menghadap jauh dari Anda ketika Anda masuk, mengatakan bahwa Anda hanya memiliki selera terburuk. Anda segera menangkap mata Lauren pada saat itu. Lauren kemudian berkata kepada Anda: "Jangan tersinggung, tetapi itu benar."

Terhadap dua kasus diatas, dibandingkan dengan Kasus-A, 288 responden memberikan tanggapan yang sangat mengejutkan pada kasus kedua atau Kasus-B sedemikian mereka mengambil sikap pada Lauren, yaitu:

  • Mereka cenderung tidak bisa memaafkan Lauren
  • Mereka marah pada Lauren
  • Mereka merasa dikhianati oleh Lauren
  • Mereka tidak ingin melanjutkan persahabatan dengan Lauren
  • Mereka ingin membalas dendam terhadap Lauren.

Dari kasus-B diatas terungkap dengan gamblang bahwa sulit memaafkan orang lain itu karena terjadinya pelanggaran yang sangat pribadi, Lauren telah menyakiti hal yang sangat pribadi dari mereka. Dan pelanggaran atau menyakiti orang lain dengan hal yang sangat pribadi, dipastikan orang itu tidak mudah bahkan tidak akan memaafkan orang yang telah menyakitinya.

Dalam kasus-A diatas, seseorang tidak merasa tersakiti secara pribadi, karena yang disinggung oleh si Lauren adalah "Kasing Phone" yang merupakan barang yang tidak menyangkut pribadi. Dan karenanya, bisa memaafkan perilaku Lauren terhadap mereka.

Ini menarik untuk di cermati oleh siapapun dalam konteks relasi sosial atau hubungan sosial yang nyaris setiap orang tidak bisa menghindarinya. Sebagai makhluk sosial, setiap orang pasti terhubung dan berhubungan dengan setiap orang, dimana saja dan kapan saja. Dan dengan demikian, apabila setiap orang tidak mampu menjaga sikap sehingga yang lain tersakiti secara pribadi, maka akan tidak akan ada maaf memaafkan.

Untuk itu, Geher (2019) memberikan peringatan dan pedoman, agar setiap orang sebagai insan sosial harus mampu memelihara relasi sosial yang ada. Kendali itu, sesungguhnya ada di tangan setiap orang, dengan mempedomani 4 hal berikut ini, yaitu

  1. Do your very best to not trespass against others in your world
  2. Don't insult others in major ways
  3. Don't insult others in personal ways
  4. And hold the apology.

Sesungguhnya manusia itu sebagai homo sapiens, meminta maaf setelah melampaui batas memiliki efek yang kecil. Dengan kata lain, '"lebih baik tidak menghina atau melanggar privasi seseorang di tempat pertama daripada berada di posisi yang perlu meminta maaf dan berharap itu bekerja".

Sebab, bagaimanapun, manusia itu terus berevolusi dengan cara yang unik. Artinya, manusia berusaha menyesuaikan dan beradaptasi secara substansial, walaupun dalam ruang sekecil apapun demi membentuk sebuah kaolisi atau kolaborasi sosial yang saling membutuhkan secara pribadi.

Refference : 1 2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun