Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Rekonsiliasi sebagai Membangun Jembatan dan MeruntuhkanTembok

27 Juli 2019   12:35 Diperbarui: 30 Juli 2019   09:25 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://nasional.kompas.com/

Rekonsiliasi artinya membangun kembali sebuah hubungan yang sudah retak, roboh bahkan hancur sedemikian rupa sehingga ada keterpisahan dari orang-orang yang semula berada dalam sebuah relasi yang indah dan damai sebagai sebuah harmoni.

Membangun kembali hubungan yang sudah retak berarti Anda akan berdamai dengan orang lain.

Dalam sebuah hubungan misalnya, rekonsiliasi berarti Anda berdamai dengan orang dalam yang selama ini berkonflik dengan Anda. Tetapi ingat, itu bukan berarti Anda harus menikahi kembali mantan suami Anda yang sudah bercerai dengan Anda. Atau Anda menikahi kembali mantan istri Anda yang sudah bercerai dengan Anda.

Tapi rekonsiliasi antara Anda dengan mantan istri atau suami Anda menjadi tidak berkonflik atau bertentangan satu dengan yang lain, Disana tidak ada lagi dendam kesumat atau kebencian yang akut.

Rekonsiliasi berarti mendamaikan. Sebab damai itu indah. Dan indah itu dama adanya!

Berbeda antara rekonsilisiasi dengan resolusi dan karenanya beda cara mengelolanya dalam hubungan dengan orang lain.

Resolusi artinya Anda menyelesaikan setiap perselisihan pendapat dengan orang lain, sehingga mencapai level pemahaman yang bisa diterima masing-masing pihak yang dan masing-masing menjalani hidupnya dengan pemahaman sendiri-sendiri yang saling memahami.

Ini sangat sulit dan umumnya "nyarus tak akan pernah terjadi.". Tetapi, dalam kehidupan sosial harus dikelola, kalau tidak maka sebuah masalah yang dihadapi bersama bisa menjadi sumber konflik yang potensial memecah belah sebuah komunitas atau bahkan keluarga.

Yang hendak dicapai dengan rsolusi adalah untuk menghilangkan sak wasangka, rasa tidak nyaman dan tidak enak berhubungan dengan orang lain sebelum resolusi dicapai.

Artinya, Anda bisa tidak setuju dengan orang lain tanpa perlu menjadi tidak enak dengan orang tersebut. Sebab dalam proses resolusi semua pihak diberi kesempatan untuk menyatakan pendatapat dan sikap dan semua yang lain harus mendengar dan memahaminya. Dalam kontek ini dibtuhkan dan dituntut apa yang disebut dengan kedewasaan.

Resolusi menyelesaikan masalah dibutuhkan kedesawasaan setiap orang, dan kedewasaan itu menjadi warna dari seseorang yang memiliki kata kunci yang dinamakan hikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun