Mohon tunggu...
Yuni Tri Darmayanti
Yuni Tri Darmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAILM, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

insan akademik sufistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zuhud Sebagai Cara Meredakan Stress

4 Januari 2024   20:55 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zuhud, yang berasal dari kata zahada dengan arti tidak tertarik pada sesuatu dan meninggalkannya, merupakan konsep dalam tasawuf yang menarik untuk dieksplorasi dalam konteks psikoterapi. Secara umum, zuhud bisa diartikan sebagai sikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Namun, sering kali, konsep ini disalahpahami sebagai sikap fatalistik yang tidak memperhatikan dunia, sehingga perlu diterjemahkan dengan bijak.

Seseorang yang menjalani zuhud tidak berarti harus tampil compang-camping dan lusuh. Sebaliknya, zuhud lebih mengacu pada hati yang tidak terbelenggu oleh kecanduan materi dan harta. Konsep ini mengajarkan bahwa dunia dan semua isinya hanya menjadi sarana untuk mencapai derajat ketakwaan, bukan sebagai tujuan utama. Dalam pandangan zuhud, sederhana dalam berpakaian atau hidup hanyalah stimulan untuk membentuk sikap yang lebih zuhud.

Penting untuk memahami bahwa zuhud bukanlah sikap stagnan atau kemunduran. Sebaliknya, zuhud dapat menjadi kunci untuk menurunkan stres, menghindari frustrasi, dan melawan depresi. Mari kita eksplorasi beberapa dinamika psikologis dari zuhud yang dapat membantu mengatasi gangguan kejiwaan:

1. Tidak Bergantung pada Dunia Materi

Zuhud melibatkan sikap tidak tergantung pada hal-hal duniawi atau materi. Ini relevan dalam mengatasi perasaan kecewa dan emosi negatif yang muncul saat menghadapi kehilangan materi atau kegagalan. Dengan tidak terlalu terobsesi pada materi, seseorang dapat mengurangi kecemasan yang muncul akibat perubahan tak terduga dalam kehidupan.

2. Mengatasi Kecemasan dan Frustrasi

Sikap mengejar dunia dan kekayaan sering kali berkorelasi dengan kecemasan, was-was, dan frustrasi. Zuhud mengajarkan kesederhanaan dan kemandirian dari hal-hal duniawi yang tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Dengan memahami bahwa kehidupan tidak selalu dapat dihitung matematis, seseorang dapat mengurangi tekanan dan emosi negatif.

3. Relaksasi sebagai Stabilisasi Psikologis

Sebelum mengatasi gangguan lebih lanjut, seseorang perlu menenangkan diri. Konsep relaksasi sangat penting dalam psikoterapi zuhud. Melalui relaksasi, seseorang dapat mencapai keseimbangan psikologis yang diperlukan sebelum memecahkan masalah kejiwaan.

4. Kesadaran terhadap Pikiran Irrasional

Zuhud mendorong seseorang untuk meningkatkan kesadarannya terhadap pikiran dan keyakinan irasional. Mengenali dan mengevaluasi pikiran ini adalah langkah awal untuk perubahan positif. Pemahaman akan kecenderungan berpikir yang tidak rasional membuka jalan bagi pengembangan spiritualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun