Mohon tunggu...
Yunita Nurul Aini
Yunita Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Interaksionisme Simbolik oleh George Herbert Mead

1 Oktober 2022   20:47 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:03 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Prinsip Dasar Interaksionisme Simbolik
Prinsip dasar yang pertama adalah manusia dibekali kemampuan berpikir tidak seperti binatang. Menurut teori ini bahwa hakikatnya itu karena manusia dibekali kemampuan untuk berpikir maka dia bisa mengembangkan pengetahuannya, oleh karena itulah kemudian prinsip dasar yang kedua adalah kemampuan berpikir manusia itu dibentuk oleh interaksi sosial. Jadi, semakin manusia banyak berinteraksi sosial dengan orang lain maka kemampuan berpikirnya akan terus berkembang. Kemudian prinsip dasar yang ketiga adalah pastinya di dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan juga simbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka. Dengan berinteraksi sosial ini, kemudian manusia akan jadi tahu mengenai arti simbol tertentu yang ada dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itulah semakin individu banyak berinteraksi sosial maka dia akan semakin bisa mempelajari satu arti dan simbol tertentu yang kemudian itu menjadi dasar mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Prinsip yang berikutnya yang keempat yaitu bahwa makna dan simbol ini memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan berinteraksi. Jadi, dengan adanya makna dan simbol tertentu ini membuat manusia kemudian akan melakukan suatu eksekusi tindakan tertentunya. Seperti misalkan, ada tetangga kita yang mempunyai motor dengan knalpot yang agak racing suaranya dan bisa terdengar keras sampai jauh, lalu kemudian ada tetangga kita yang tinggal juga di sebelahnya yang meninggal dan otomatis keluarganya sedang berduka. Hal yang dilakukan oleh tetangga kita yang mempunyai knalpot racing tersebut pasti akan memahami situasi dan kondisi bahwa ketika dia ingin pergi, dia tidak menyalakan motornya di depan rumahnya melainkan dituntun sampai depan gang untuk menyalakan motornya karena memahami suasana tetangganya yang sedang berduka. Dari permisalan tersebut maksudnya dari makna dan simbol ini kemudian memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan dalam melakukan interaksinya. Jadi, banyak sekali simbol-simbol tertentu yang ada dalam kehidupan kita yang kemudian ketika kita lihat tidak perlu ada orang yang menjelaskan tentang satu peristiwa atau paham dan kemudian kita akan mewujudkannya dalam tindakan kita karena sudah paham akan situasi dan kondisi dalam kita berinteraksi. Prinsip dasar yang kelima adalah manusia mampu mengubah arti dan simbol yang digunakan dalam tindakan serta interaksi berdasarkan penafsiran mereka atas situasi. Misalkan kita sedang membantu orang yang disukai oleh teman kita karena diminta tolong olehnya, dan teman kita tahu itu dan menafsirkan bahwa kita caper atau ingin merebut orang yang disukainya atau kita juga suka sama dia. Padahal dari sisi kita, kita hanya ingin membantu orang tersebut karena dia juga pernah membantu kita, dan dari sini kita tahu bahwa setiap individu itu mempunyai penafsiran menurut pemikirannya masing-masing. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari tuas kondisi ketika sebuah makna dan simbol yang kemudian kita olah kembali dan kemudian kita tafsirkan berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Lalu, prinsip dasar yang keenam bahwa manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan karena kemampuan berinteraksi dengan dirinya sendiri dan menimbulkan peluang tindakan pilihan atas tindakannya. Jadi, simbol-simbol ini bisa dimodifikasi oleh individu dan tentunya berdasarkan kemampuan dia berinteraksi dengan dirinya sendiri. Misalkan contoh jika laki-laki ingin buang air kecil tapi toilet laki-laki nya penuh, alhasil karena toilet perempuan kosong dan tidak ada orang, terpaksalah menggunakan toilet tersebut karena sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Hal yang dimaksud adalah ketika melihat simbol kita bisa memodifikasi berdasarkan kemampuan kita berinteraksi dengan situasi dan kondisi. Lalu, prinsip dasar yang ketujuh adalah pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat. Hal ini lebih makro lagi karena dalam konteks ini satu tindakan dan interaksi yang terus-menerus akan menjadikan dia melakukan tindakan kolektif, kemudian membentuk kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan identitas sosialnya. Contohnya adalah kalau misalnya satu individu awalnya mabuk-mabukan terus kemudian diikuti oleh individu lain maka lama kelamaan kemudian masyarakat itu membentuk pola tindakan meyakini bahwa mabuk-mabukan itu bukan tindakan yang negatif. Hal tersebut berkaitan dengan pola simbol yang kemudian nanti jadi tindakan kolektif yang membentuk kelompok dan masyarakat.
B. Asumsi Pragmatisme
Berikutnya adalah akar utama dari Interaksionisme Simbolik ini yang dimana Interaksionisme Simbolik ini tidak lepas dari akar filsafat pragmatisme dan behaviorisme Psikologi, karena memang tokoh utama yang merintis tentang teori simbolik ini sebenarnya adalah seseorang yang berlatar belakang psikologi. Dalam aliran pragmatisme ini berasumsi bahwa realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia nyata. Maksudnya adalah bahwa realitas itu dengan tindakan dalam dunia nyata jadi realitas itu terjadi bukan dalam bentuk alam pikiran, tetapi dibentuk dalam sebuah tindakan yang memang bisa diamati dan bisa dilihat yang konteksnya sebenarnya itu di dunia nyata manusia. Jadi, alam pikiran itu dianggap bukan sebuah realitas. Berikutnya ingatan dan pengetahuan didasarkan pada dunia nyata yang telah terbukti berguna bagi manusia, jadi kita bisa mengingat suatu hal pengetahuan itu kemudian terus-menerus digunakan ketika dia bermanfaat bagi manusia. Kalau misalnya sesuatu ingatan atau pengetahuan yang tidak berguna bagi manusia maka dia akan ditinggalkan akan dilupakan. Hal berikutnya adalah manusia ini mendefinisikan objek sosial atau fisik sosialnya menurut utilitasnya atau menurut kegunaannya. Jadi, ketika kita melihat suatu objek sosial satu fisik sosial kita selalu melihat berdasarkan fungsinya atau berdasarkan kegunaannya. Contohnya tangan yang dimana kita menyebut tangan karena sudah mempersiapkan kegunaan anatomi tubuh dari tangan untuk mengambil atau memegang barang . Berikutnya adalah pemahaman atas individu didasarkan pada perilakunya dalam kenyataannya. Pemahaman atas individu di alam sadar pada perilaku dalam kenyataan ini adalah bahwa semakin kita  mengalami suatu peristiwa empirisme atau pengalaman yang nyata itu akan semakin terus menguat di dalam pikiran manusia.
C. Asumsi Behaviorisme Psikologi
Asumsi dari Behaviorisme ini menganggap bahwa perilaku manusia itu tidak sama dengan perilaku hewan, kemudian tindakan manusia didasarkan oleh proses mentalnya dan, kemudian yang ketiga manusia merupakan aktor yang kreatif. Jadi, karena manusia merupakan aktor yang kreatif maka dia membutuhkan pengetahuan yang terus-menerus berkembang contoh sederhana pakaian, yang dimana pakaian kita akan terus berkembang dari tahun 1960-an sampai sekarang terus berkembang sementara hewan tetap sama sampai kapanpun. Hal tersebut karena perilaku manusia tidak sama dengan hewan, kemudian hewan tidak punya kemampuan berpikir yang berkembang seperti manusia.
D. Tokoh Interaksionisme Simbolik : George Herbert Mead
George Herbert Mead lahir di South Hatley Massachussets pada 27 Februari 1863. Mead mendapat gelar Sarjana Muda pada tahun 1883 di Oberlin College. Lalu tahun 1887 meneruskan kuliah di Universitas Harvard dan Universitas Leipzig. Setelah lulus, ia menjadi dosen di Universitas Michigan pada tahun 1891, dan pindah ke Universitas Chicago tahun 1894 atas undangan John Dewey. Teori Interaksionisme Simbolik ini bisa dibilang sebagai teori yang dikenal karena kontribusi dari teori ini dianut atau mazhab dari Chicago. Jadi, Chicago itu terkenal dengan mazhab Interaksionisme Simbolik kalau Harvard itu mazhabnya yang terkenal adalah Fungsionalisme Struktural. Sumbangsih besar dari pemikiran Mead ini dipaparkan dalam karyanya yang berjudul "Mind, Self and Society" yang kemudian dipublikasikan di tahun 1934, yang sebenarnya buku ini bukan buku yang ditulis oleh Mead sendiri tetapi buku ini ditulis oleh catatan-catatan mahasiswa-mahasiswanya yang kemudian di kompilasi atau dikumpulkan menjadi sebuah buku. Mead meninggal di tahun 1931 di rumah sakit akibat gagal jantung yang dideritanya. Dalam konteks pemikirannya, Mead menganggap bahwa komunikasi manusia itu berlangsung melalui pertukaran simbol serta pemaknaan simbol-simbol tersebut. Dalam teori Interaksionisme Simbolik, ide dasarnya adalah simbol jadi karena simbol ini adalah suatu konsep mulia yang kemudian membedakan manusia dari binatang. Jadi, kalau begini yang membedakan manusia adalah adanya konstruksi dari simbol yang di mana simbol itu kemudian punya makna dan kemudian diinterpretasikan oleh manusia. Simbol ini muncul akibat dari kebutuhan setiap individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bagi Mead, dalam proses berinteraksi pasti ada sesuatu tindakan atau perbuatan yang diawali dengan pemikiran. Jadi, sebelum ada tindakan tentu diawali dengan pemikiran. Oleh karena itulah dalam bukunya yang berjudul "Mind, Self, and Society" ini Mead berpendapat bahwa bukan pikiran yang pertama kali muncul melainkan masyarakat lain lebih dulu muncul dan baru diikuti pemikiran yang muncul pada dalam diri masyarakat tersebut. Ada beberapa konsep penting dalam pemikirannya yaitu sebagai berikut.
1. Prioritas Sosial, menurut Mead maksudnya adalah bahwa kelompok sosial muncul lebih dulu dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan mental dan kesadaran diri.
2. Tindakan Sosial, menurut Mead tindakan manusia itu tidak sama dengan binatang Karena manusia itu dibekali kemampuan berpikir yang terus berkembang sedangkan binatang tidak berkembang.
3. Sikap Isyarat, menurut Mead bagian dari tindakan sosial yang dimana tindakan sosial ini punya motif kemudian sikap yang sama dengan  syarat ini pun punya makna dan itu yang kemudian nanti motif dan makna itu di interpretasikan oleh individu yang lain.
4. Simbol-Simbol Signifikan, yang dimana maksudnya adalah bahwa gerak isyarat yang diciptakan manusia dan menjadi respon atas individu atau informasi pada manusia.
5. Pikiran (Mind), menurut Mead ini adalah bagian dari proses percakapan individu dengan dirinya sendiri dan dari pikirannya tersebut berubah menjadi fenomena sosial.
6. Diri (Self), adanya diri kemampuan menjadikan subjek atau objek dengan aktivitas dan hubungan sosialnya yang bagi mid diri ini berhubungan dialektis dengan pikiran sosialnya.
7. Masyarakat (Society), menurut Mead masyarakat adalah bagian dari proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri dari sisi individu itu sendiri.
E. Mind, Self, and Society
1. Proses Terbentuk Tindakan
Menurut Mead ada empat tahapan pembentukan tindakan sebagai berikut.
1) Impuls, maksud dari impuls disini adalah bahwa setiap tindakan manusia itu adanya rangsangan atau adanya dorongan dulu. Misalkan ketika kita dalam kondisi lapar maka kita akan makan.
2) Persepsi, maksud dari persepsi ini adalah lanjutan dari impuls yang dimana kita akan mempersepsikan hal yang mendorong kita untuk melakukan tindakan tersebut seperti baik atau buruknya tindakan tersebut.
3) Manipulasi, setelah kita memikirkan itu baik atau buruk maka selanjutnya kita akan berdialog dengan diri kita sendiri dan mengkalkulasikan apakah untung atau rugi dari tindakan tersebut
4) Konsumsi, setelah sudah selesai kita kemudian akan melakukan konsumsi, konsumsi disini kita akan mengeksekusi dari impuls, persepsi, dan manipulasi dalam bentuk indah.
2. Mind (Pikiran)
Menurut Mead mind itu atau pikiran bersifat sosial, maksudnya adalah bahwa individu berkembang karena melalui proses interaksi sosial. Jadi, kalau misalnya kita kurang update maka kita tidak akan berkembang dengan baik, karena itulah sangat penting berinteraksi dengan orang banyak, termasuk berinteraksi dengan keluarga yang juga bagian penting dari mengembangkan mind kita. Mind ini merupakan tindakan yang menggunakan simbol-simbol dan mengarahkan simbol-simbol tersebut menuju self (diri). Dalam pikiran individu akan mengolah berbagai macam simbol-simbol yang kemudian simbol-simbol ini nanti akan menuju terhadap pembentukan diri kita. Pembentukan diri kita ini nanti tidak lepas dari bagaimana kita memposisikan diri kita di dalam bertindak.  Dengan mind, simbol kemudian bisa dimanipulasi. Jadi, ketika kita melihat suatu simbol ini bisa kita manipulasi. Kemudian aktivitas mind berupa komunikasi dengan orang lain maupun diri sendiri, jadi kita bisa melakukan tindakan interkomunikasi ataupun  antarkomunikasi. Oleh karena itulah penting sekali kita juga tidak hanya berdialog atau berkomunikasi dengan orang lain penting juga kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri, karena itu bagian dari mind kita atau merawat mind kita agar lebih sehat lagi.
3. Self (Diri)
Self ini terbagi menjadi dua yaitu ada "I" sebagai subjek dan juga "Me" sebagai objek. Maksud dari "I" sebagai subjek adalah bahwa tanggapan spontan individu terhadap orang lain atau situasi dan kemudian sebagai subjek ini bagian dari sumber utama yang baru dalam proses sosial seseorang individu dan kemudian juga dalam konteks yang lain. Sebagai subjek "I" ini adalah sesuatu yang dicari mengenai definisi diri kepribadian yang definitif kita menentukan tentang bicara tentang diri kita, diri kita sebagaimana kita ingin membentuk diri kita. Oleh karena itulah, sebagai subjek "I" ini bersifat kreatif jadi, bersifat kreatif ini kadang tiap individu mempunyai karakteristik kepribadian yang berbeda satu sama lain karena memang sebagai subjeknya pun berbeda proses maka dia berkembangnya pun berbeda. Konsep "Me" sebagai objek disini maksudnya adalah bahwa tanggapan tidak langsung individu terhadap orang lain. Jadi, dia ini sebenarnya kalau misalnya sebagai objek memungkinkan bahwa dirinya tidak dibentuk secara definitif dan dia melihat bahwa orang lain itu bisa mempengaruhi diri dia dan itu yang kemudian dia harus melakukan kontrol sosial terhadap pengaruh-pengaruh orang lain itu. Kontrol sosial itu adalah proses kita menempatkan kepribadian definitif kita berdasarkan situasi kondisi realitas eksternal kita dan itu semuanya balik lagi kepada diri kita. Terdapat tiga tahapan pembentukan self ini yaitu sebagai berikut.
1) Play Stage, tahapan yang pertama adalah tahap dimana seorang individu atau anak sedang membangun dirinya dengan belajar menjadi subjek dan sekaligus objek yang melalui proses merespon segala apa yang dia ketahui. Jadi, yang pertama Play Stage ini si individu sekedar melakukan proses terpengaruh, dia ingin melakukan yang namanya imitasi.
2) Game Stage,  tahapan Game Stage ini tahap dimana individu mulai mampu memainkan rangkaian peran dan menemukan apa yang akan dilakukannya dengan melihat peran orang lain. Misalkan waktu kecil individu ingin menjadi polisi kemudian merasa tidak dapat berkembang menjadi seperti yang dia inginkan dan mulai menemukan jati dirinya sendiri.
3) Generalized Other, tahapan terakhir adalah tahapan Generalized Other yang merupakan tahap dimana individu sudah terbentuk bangunan kepribadian dirinya atau sikapnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun