Mohon tunggu...
Yuni Candra
Yuni Candra Mohon Tunggu... Dosen

Akademisi, Pengamat, Trainer, Penulis, dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengolah Tradisi, Menyulap Pisang Menjadi Peluang Emas

12 Agustus 2025   23:16 Diperbarui: 12 Agustus 2025   23:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Peserta Kegiatan Pelatihan Pengembangan Inovasi UMKM 

Dr. H. Rahmat, MM, Dosen Magister Manajemen FEB Unitas Padang, menegaskan pentingnya membangun brand yang kuat. "Produk enak belum tentu berhasil jika orang tidak mengingat namanya," tegasnya.

Menurutnya, branding adalah upaya membangun citra yang konsisten mulai dari desain kemasan, warna, tipografi, hingga gaya komunikasi di media sosial. "Jika keripik pisang lumer memiliki identitas visual yang kuat dan didukung cerita menarik di Instagram atau TikTok, peluang untuk viral akan semakin besar," ujarnya.

Dr. H. Rahmat, M.M Menyampaikan Materi 
Dr. H. Rahmat, M.M Menyampaikan Materi 

Dari Teori ke Praktek

Setelah sesi pemaparan, warga langsung mempraktikkan pembuatan keripik pisang lumer bersama mahasiswa KKN. Mereka belajar teknik memotong tipis, menggoreng hingga renyah, serta melapisi keripik dengan cokelat, rasa pedas manis, atau keju.

Selain keterampilan teknis, warga juga diajarkan cara menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, dan merancang strategi pemasaran. Inilah sinergi pengetahuan akademik dengan realitas ekonomi desa.

Tantangan dan Peluang di Era Digital

Di tengah perkembangan teknologi, tantangan UMKM bukan hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar. Banyak pelaku usaha kecil memiliki produk bagus, namun terkendala dalam pemasaran digital dan distribusi.

Generasi muda dapat menjadi jembatan, membantu UMKM memanfaatkan e-commerce, media sosial, dan layanan pesan-antar. Dengan kemasan yang tepat dan izin edar resmi, keripik pisang lumer dari Padang Pariaman berpeluang menembus pasar nasional, bahkan internasional.

Dari Korong Menuju Pasar Global

Bayangkan, dari dapur sederhana di Korong Gantiang, lahir camilan khas yang dikemas cantik, bercerita tentang tradisi, dan dipasarkan ke Jakarta, Surabaya, hingga luar negeri. Inilah esensi ekonomi kreatif: mengolah akar budaya menjadi produk bernilai tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun