Dr. H. Rahmat, MM, Dosen Magister Manajemen FEB Unitas Padang, menegaskan pentingnya membangun brand yang kuat. "Produk enak belum tentu berhasil jika orang tidak mengingat namanya," tegasnya.
Menurutnya, branding adalah upaya membangun citra yang konsisten mulai dari desain kemasan, warna, tipografi, hingga gaya komunikasi di media sosial. "Jika keripik pisang lumer memiliki identitas visual yang kuat dan didukung cerita menarik di Instagram atau TikTok, peluang untuk viral akan semakin besar," ujarnya.
Dari Teori ke Praktek
Setelah sesi pemaparan, warga langsung mempraktikkan pembuatan keripik pisang lumer bersama mahasiswa KKN. Mereka belajar teknik memotong tipis, menggoreng hingga renyah, serta melapisi keripik dengan cokelat, rasa pedas manis, atau keju.
Selain keterampilan teknis, warga juga diajarkan cara menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, dan merancang strategi pemasaran. Inilah sinergi pengetahuan akademik dengan realitas ekonomi desa.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Di tengah perkembangan teknologi, tantangan UMKM bukan hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar. Banyak pelaku usaha kecil memiliki produk bagus, namun terkendala dalam pemasaran digital dan distribusi.
Generasi muda dapat menjadi jembatan, membantu UMKM memanfaatkan e-commerce, media sosial, dan layanan pesan-antar. Dengan kemasan yang tepat dan izin edar resmi, keripik pisang lumer dari Padang Pariaman berpeluang menembus pasar nasional, bahkan internasional.
Dari Korong Menuju Pasar Global
Bayangkan, dari dapur sederhana di Korong Gantiang, lahir camilan khas yang dikemas cantik, bercerita tentang tradisi, dan dipasarkan ke Jakarta, Surabaya, hingga luar negeri. Inilah esensi ekonomi kreatif: mengolah akar budaya menjadi produk bernilai tinggi.