Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mini On Maximum Target

28 Februari 2023   17:15 Diperbarui: 28 Februari 2023   17:16 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Minion dari https://www.kompas.com/

Dulu tahun 2018 kita menghadapi persoalan pelik Tantowi Jauhari yang belum mendapat pasangan baru -selepas Lilyana Natsir pensiun. Metode pembiaran saat itu, membuat Tantowi keluar pelatnas. Kemarin soal Greysia Polii/ Apriyani Rahayu lebih smooth karena Apriyani langsung dapat pasangan baru -dengan merombak pasangan Ribka/ Fadia. Cepat dan mudah karena Apriyani tidak pindah ke sektor lain, ketepatan duet Fadia /Ribka prestasinya medioker melulu.

Sedangkan minions ini agak unik. Karena mungkin pelatnas berpikir masih bisa diharapkan berprestasi kembali -layaknya tahun 2017 ke 2020 lalu. Kemudian kedua gap atau jarak usia empat tahun antar pemain dalam satu pasangan, agak menyulitkan. Ketika satunya mulai menurun (faktor U), lainnya masih stabil. Tapi yang lainnya atau yang satunya itu terbiasa bermain di depan. Yang mulai menurun adalah si tipe penggebuk dan penjelajah. Sedangkan satunya tidak bisa atau tak terbiasa untuk main di bagian belakang. Belum ditambah cedera yang muncul tiba-tiba.

Pikirkan kembali tentang eksistensi the minnions. Gelagat merombak memang sudah ada, Namun ternyata tidak bisa langsung bubar, ada kendala kontrak. Nah ini yang musti dipikirkan juga, soal sponsorship yang tidak begitu mengikat -gimana caranya yak.

Salahsatu solusi yang diajukan adalah merombak minions pasca olimpiade 2024. Padahal bisa saja nih ya, mereka tidak mampu bertahan barang enam bulan. Andaipun masih bisa bertahan sampai tahun depan ....apakah nilai atau pointnya bisa masuk ke putaran final Olympic. Sementara jatah satu negara adalah dua pasangan (apabila masuk 10 besar), bisa 3 pasangan kalau peringkat ketiganya masuk lima besar.

Persaingan tidak hanya dengan lawan luar negeri. Lebih ngeri malah pertarungan di antara sejawat sepelatnas. Setidaknya ada 6 pasang pemain kita di level 20 besar dunia, yang akan sering terlihat bertarung dengan sesama di babak awal.

Dulu setelah Hendra/ markis kido dapat emas olimpiade 2008 juga sempat menurun prestasinya. Keluar pelatnas, malah dapat emas AG 2010. Lalu benar-benar berpisah, markis kido balik klub dan bertemu Marcus ini. Markis/ Marcus sempat dapat juara di Perancis Terbuka. Hendra sempat berpisah dengan Ahsan, berpasangan dengan pemain lain (termasuk pemain Malaysia) dan malah mencoba ganda campuran. Kemudian Hendra-Ahsan rujuk lagi.

Struktur kepelatihan pelatnas bisa jadi terlalu rigid. Mestinya membuka peluang untuk pemain pindah sektor -juga pindah pelatih. Atau malah rangkap (biasanya MD dan XD).

Penutup

Pilihan untuk memecah the minions pasca olimpiade tentunya ada risiko. Salahsatunya bahwa ternyata, kita bermain probabilitas nih, sebelum olimpiade 2024-pun (artinya pada tahun ini) the minions memang tidak bisa lagi bersaing dengan lawannya. Alias semakin keok di beberapa bulan ke depan. Andaikan misalnya peringkat terbaik minions saat ini adalah 10 besar, jelas kalah dengan Fajar/ Alfian dan Leo/ Martin untuk mendapatkan dua tiket olimpiade. Belum ditambah Bakri (Bagas/ Fkri) dan juga the Daddies yang mengintip masuk 10 besar.

Kecuali kalau memang performa minions menjadi apik mulai Maret nanti, kemudian ada 3 (tiga) pasangan Indonesia pada posisi 5 (lima) besar, maka tiga-tiganya akan lolos ke Paris 2024. Segala kemungkinan memang bisa terjadi. Tapi mengingat persaingan ganda dewasa ini, kok rasa-rasanya susah tiga pasangan Pelatnas Cipayung menyodok kelima besar.

Hal itu belum memperhitungkan adanya the rising star dari Tiongkok (usia di bawah 25 tahun) yaitu Liang Wei Keng/ Wang Chang dan satunya He Ji Ting/ Zhou Hao Dong. Ditambah pasangan gaek Tiongkok, yang berjaya di India sebulan lalu, Liu Yu Chen/ Ou Xuan Yi, serta pasangan Korea Selatan yang sering menyusahkan ganda papan atas dunia, yakni Kang Min Hyuk/ Seo Seun Jae.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun