Di tengah derasnya arus digital, kita sering kali lupa bahwa tidak semua tangan yang terulur adalah untuk menuntun. Tidak semua perhatian adalah kasih sayang.
Kadang, yang terlihat ramah, justru menyimpan niat gelap.
Dan anak-anak kita, yang polos dan haus validasi, bisa jadi mangsa dari senyum yang tampak manis di layar kaca atau layar ponsel mereka.
Di balik pujian dan pesan-pesan manis, bisa saja tersembunyi niat jahat yang tak kasat mata itulah child grooming, kejahatan yang membungkus dirinya dalam kehangatan semu.
Apa Itu Child Grooming?
Child grooming bukan sekadar kejahatan, tapi tipu daya yang menjebak.
Ia adalah proses manipulatif, dimana pelaku perlahan-lahan membangun kepercayaan, membuat anak merasa spesial, dipahami, bahkan dicintai.
Sampai suatu hari... anak itu tak lagi sadar bahwa ia sedang dimanfaatkan.
Pelaku membangun kepercayaan dengan anak-anak secara perlahan, menciptakan relasi emosional yang palsu, dan memanipulasi mereka untuk memenuhi kebutuhan si pelaku baik secara emosional, psikologis, maupun seksual.
Grooming bisa terjadi di mana saja: di lingkungan sekitar, di aplikasi chat, game online, bahkan di kolom komentar media sosial.