Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jejak Rasa (bagian 1)

5 Juni 2020   09:52 Diperbarui: 5 Juni 2020   09:51 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi sudah benderang saat Larasati mengalihkan pandangannya dari kartu pos bergambar yang dikirimkan Daniel sebulan sebelum datang ke Yogya. Kartu pos yang dikirimkan Larasati hingga kini tidak dibalasnya  tetapi komunikasi mereka lewat email masih tetap berjalan. Daniel mengirimkan foto-foto mereka waktu menghabiskan liburan bersama. Menjadi sebuah kenangan yang tidak akan terlupakan .  Entah apa arti kenangan itu untuk Daniel.

Dia hanya tersenyum setiap kali teman-teman di kantornya menggodanya. Mereka selalu mengira Larasati mempunyai hubungan istimewa dengan Daniel yang sudah jauh-jauh datang berkunjung ke Yogya untuk menghabiskan liburan bersama. Sangat tidak masuk jika lelaki itu sama sekali tidak jatuh hati padanya. 

Sungguh sulit membuat mereka mengerti kalau lelaki datang kepada seorang perempuan tidak selalu  hanya karena mempunyai perasaan istimewa. Daniel datang kepadanya hanya karena ingin berlibur di Yogya . Dia sudah melakukan perjalanan ke banyak negara yang lain untuk berlibur dan bertemu teman-teman baru yang dikenal lewat situs pertemanan. Dia tidak harus sendiri dan kesepian karena terputus dari mantan istri dan kedua anaknya.

Jarum jam telah beranjak ke angka enam ketika sinar matahari mulai menyusup lewat celah-celah jendela. Panji  masih lelap tidur di kamarnya tetapi Larasati tak ingin mengusiknya. Dia masih menikmati liburan semester hingga akhir minggu ini.  Biarlah dia bersantai sejenak dari tumpukan tugas kuliahnya.

Begitu kata hati yang diikutinya yang mencegahnya membangunkan Panji. Sementara Larasati beranjak dari kursinya untuk membuat roti bakar  sebagai sarapannya sebelum mandi dan bersiap berangkat ke tempat kerja.

Hari-hari yang dijalani terasa begitu monoton dan membosankan. Hanya sedikit teman yang mewarnai kehidupannya. Hampir semuanya teman kerjanya. Kebanyakan teman-teman kuliahnya dulu tinggal dan bekerja di Jakarta. Dia kurang pandai mempertahankan pertemanan sehingga hanya berinteraksi dengan sedikit teman-teman kuliah dan teman-teman sekolahnya dulu semasa SMA dan SMP. Sementara itu  dia kurang bisa menemukan media untuk mendapatkan teman-teman baru. Karena itulah , teman-teman dari situs pertemanan juga dianggapnya sebagai benar-benar temannya dalam kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun