Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lilin di Depan Salib

6 Mei 2021   22:04 Diperbarui: 8 Mei 2021   05:59 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dreamsteam

Sendiri duduk di kursi mungilku
Dalam keheningan batin kupatik korekku
Dengan kobaran yang lembut kunyalakan lilin itu
Lilin memancarkan sinarnya, pelan namun pasti
Kelam seketika menjadi sirna

Ku raih seutas manik-manik yang tersusun rapi
Mata menatap lilin di depan salib itu
Dengan sinarnya kini ku tatap sang Khalik
Hati dan batinku rahayu di dalam doa

Mulut komat kamit membacakan doa
Jari-jariku meraba manik-manik rosario satu per satu
Menyampaikan doa melalui sang Bunda Ilahi
Bunda yang penuh kelembutan cinta
Laksana cahaya lilin di depan salib itu

Kubuka kembali mata ini
Ku pandang lilin itu lagi
Teringat hidup yang penuh kelam ini
Ku raih lilin di depan salib
Ku genggam erat penuh keyakinan
Di batinku sabda-Nya kembali menggema
"jadilah garam dan terang dunia"

Bunda Maria, padamu aku berteduh
Sampaikanlah doaku pada Allah yang kuasa
Semoga aku menjadi terang bagi saudaraku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun