Mohon tunggu...
Lilik YuliRiyanto
Lilik YuliRiyanto Mohon Tunggu... Relawan - Kita ini sama

Indahnya berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Cita-Cita Ibuku: Refleksi Hari Guru

26 November 2021   09:45 Diperbarui: 26 November 2021   10:19 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dok Pibadi Dr. Sholehuddin

Saat itu saya trauma tidak mau melamar jadi guru. Tapi saya pun memikirkan ibu karena belum memenuhi harapan ibu. Akhirnya saya dihubungkan kepala sekolah lain teman ibu saya. Akhirnya saya diminta datang ke sekolah almamater saya yang lain di Gresik. Tidak terlalu ribet, saya pun akhirnya diterima menjadi guru PAI sekolah.

Honor JP Seminggu Dikira Pertatap Muka

Setelah mengajar di sekolah tersebut, saya ditanya Pak Lik saya. "Dapat berapa Jam Pelajaran (JP) di sekolah seminggu?," tanya Paklik saya. "12 Paklik", jawab saya. Dia jelaskan, jika itu itungannya ya per minggu, bukan sebulan (bukan kali empat minggu). Saya baru tahu model itungannya seperti itu.   Saya waktu itu menghitungnya perminggu dikalikan empat, betapa banyaknya. Itulah pengalaman  pertama menjadi guru sekolah.

Mengajar di Lima Lembaga Almamater

Di yayasan tersebut, tahun pertama 1998 saya mengajar di SMP dan tahun kedua diminta mengajar di SMA. Saya jalani keduanya, saat bersamaan saya diminta menggantikan seseoramg di sebuah madrasah aliyah di Sepanjang. Waktu itu ngajar Aswaja dan Sejarah Kebudayaan Islam. Alhamdulillah, honor me ngajar di ketiga sekolah dan kegiatan non formal lainnya masih bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah S2.

Tahun ketiga (tahun 2000) saya diberitahu teman ada lowongan dosen luar biasa Program Intensif Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Saya iseng mendaftar, ternyata saya diterima dan teman saya malah tidak lolos. Karena program intensif pagi jam nol (0), saya masih bisa bagi waktu.  Pukul 06.30 sampai 08.30 di IAIN, lanjut pukul 09.30 di SMP dan SMA Sunan Giri Menganti. Kemudian jam 13.00 saya meluncur ke Bahauddin Ngelom, sore mengajar di pondok.

Suatu hari saya bertemu guru matematika saya yang juga kepala SMA. Saya ditanya "Kamu ngajar di mana?", tanya beliau. "Saya ngajar di Sunan Giri Menganti Pak". Kok tidak di YPM ? saya bilang mungkin YPM terlalu tinggi bagi saya jadi YPM tidak mau menerima saya jadi guru. Beliau bilang, "Sudah, besok kamu ke sekolah, temui saya,". Akhirnya saat itu saya mengajar di program khusus (Aliyah) Keagamaan. Di SMA Wachid Hasyim -2 dan saya banyak mendapat kepercayaan ngajar, termasuk di program intensif.

Meskipun saat itu belum ada sertifikasi dan tunjangan profesi, saya merasa nyaman dan lebih dari cukup, benar-benar berkah. Uang sejumlah Rp. 900 ribuan jika dikumpulkan sudah bisa mencukupi keluarga. Penghasilan tambahan saat itu paling-paling koreksi dan ngawasi. Ada sedikit insentif per tiga bulanan dan itupun kadang terlambat.

Merintis Ngaji Rumahan di Rumah Kontrakan

Tahun 2021, saya bersama istri memutuskan untuk kontrak di rumah Sepanjang, dan dapat titipan ngajar ngaji lima anak tetangga. Ini kesempatan bagi saya untuk melaksanakan wasiat guru saya, ngajar ngaji yang tidak harapkan imbalan. Cita-cita sudah lama, karena dipakai ngaji, si empunya rumah tidak pernah menaikkan harga sewa kobtrak, dari tahun 2001-2007 dengan harga sewa sebesar Rp. 800 ribu/tahun.

Ada pengalaman menarik, teman S2 saya yang sudah diterima PNS duluan mengatakan kepada saya, "Sampean tidak lama InsyaAllah diangkat jadi PNS,". "Kok bisa?," tanya saya. Dia bilang diangkat jadi PNS setelah dia buka ngaji di rumah dan saya pun mengamini saja. Sebab, setidaknya tiga kali daftar PNS, selalu gagal. Mulai daftar pembibitan dosen, staf IAIN, sampai guru Bahasa Arab Aliyah, jadi akhirnya saya pasrah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun