Kugelar tikar, di atas papan
Kusajikan teh tawar dari teko hitam
Bekas asap kayu bakar
Yang kuangkat dari atas tungku tanah liat
Cangkir mengepul asap panas air yang kutuang
Sepiring ubi rebus panas kusodorkan
Menemani obrolan ibu bersama tamu tetangga jauh
Menghantarkan sesisir pisang
Sambil melepas gendongan anak laki-lakinya
Yang tak beranjak dari pangkuan
Obrolan begitu hangat ketika mereka bercerita
Anak-anak yang bekerja di ibu kota
Tapi tiba-tiba, teman ibuku berkaca-kaca
Dengan suara terbata-bata
Mengabarkan kedukaannya
Aku diminta ibu untuk membeli kerupuk di warung
Dan mengantarkannya pada Bapak di kebun
Sesampainya di rumah, tamu sudah tak ada
Hanya ibu yg sedang menggulung tikar saja
Sambil mengusap air mata dengan ujung kebayanya
Aku menerka-nerka tak berani bertanya
Ini kedukaan mereka , anak-anak tak perlu tahu, fikirku waktu itu
Ibu memelukku sambil meniup ubun-ubun
"Bila kau besar nanti jaga diri baik-baik..." bisiknya