Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Black Coffee

16 Februari 2024   21:13 Diperbarui: 16 Februari 2024   21:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

In the quiet of the early morning,
Black coffee whispers, a comfort born.
Its darkness rich, its aroma bold,
A story in each cup, silently told.

With each sip, the world awakes,
As morning mist begins to break.
A moment's pause, a fleeting grace,
In the embrace of black coffee's embrace.

No sugar sweet, no cream to tame,
Just the raw essence, a simple claim.
Its bitterness a soothing balm,
In solitude, finding calm.

Black coffee, companion to dawn's first light,
A steadfast presence in the quiet night.
In its warmth, a solace found,
In every sip, a silent sound.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun