Mohon tunggu...
yulian alif
yulian alif Mohon Tunggu... mahasiswa

umur 21 dengan hobi otomotif yang sedang menemouh pendidikan dan berkepribadian normal

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memetahkan Statement Gen Z Terlalu Memilih kerja

2 Juli 2025   11:56 Diperbarui: 2 Juli 2025   12:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Wawancara ini sebagai penelitian tentang bagaimana kondisi di masyarakat terkait pekerjaan dan keluhan yang mungkin ingin disampaikan oleh narasumber atau sebagai acuan untuk membenahi keadaan ekonomi masyarakat indonesia yang dimulai dari ranah nawah terlebih dahulu

Galih Hermansyah, 24 tahun, bekerja sebagai admin gudang dan bongkar muat di Sumbang, Purwokerto, dengan gaji sekitar Rp2,3 juta (UMR). Galih merasa gaji tersebut hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari pribadi, belum mampu untuk menanggung keluarga atau menabung. Ia sempat mencoba usaha sampingan budidaya lele, namun gagal karena sulit membagi waktu dan usaha tersebut membutuhkan perhatian penuh.

Penanya: “Galih, menurutmu gaji UMR sekarang cukup nggak buat kebutuhan sehari-hari?”  

Galih: “Kalau untuk sendiri sih cukup, tapi kalau sudah berkeluarga jelas kurang. Apalagi kalau mau nabung, susah banget.”

Penanya: “Pernah coba usaha sampingan?”  

Galih: “Pernah, budidaya lele. Tapi nggak bisa jalan karena waktunya nggak cukup, harus fokus kerja.”

Penanya: “Apa sih keluhan terbesar soal cari kerja di sini?”  

Galih: “Lowongan kerja di sini sedikit banget, kebanyakan butuh pengalaman atau skill khusus. Saya pengen sih ada pelatihan kerja gratis atau bantuan modal usaha.”

Penanya: “Harapan buat pemerintah?”  

Galih: “Semoga lebih banyak pelatihan kerja dan lowongan baru, biar anak muda kayak saya nggak bingung cari penghasilan.”

Untuk keluhan, Galih menyampaikan:

- Sulit mencari pekerjaan dengan gaji lebih baik di daerahnya karena lowongan sangat terbatas.

- Banyak perusahaan mensyaratkan pengalaman dan keahlian khusus, sementara pelatihan kerja di daerahnya minim.

- Usaha sampingan juga sulit dijalankan tanpa modal dan dukungan.

Galih berharap pemerintah bisa menyediakan lebih banyak pelatihan kerja, membuka lapangan pekerjaan baru, serta mendukung usaha kecil agar anak muda seperti dirinya punya lebih banyak pilihan. Pemerintah harus bisa melihat kondisi masyarakat secara menyeluruh, mengingat tingkat pengangguran semakin tahun semakin tinggi, perlu adanya  revisi untuk sistem terkait pekerjaan dan pendidikan yang merupakan sektor paling fundamental jika ingin mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan yang kian melambung tinggi,

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun