Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"The Kingdom of Butterflies"

21 November 2018   21:11 Diperbarui: 21 November 2018   21:14 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Nasional Bantimurung. (Foto: cabinbag.wordpress.com)

15 tahun lalu, Lukman berjumpa Prita saat tengah berlibur ke Pantai Pangandaran. Awal pertemuan itulah yang membawa mereka sampai pada situasi di tengah hutan ini. Setelah mendengarkan cerita Lukman, Her menyambungnya dengan kisah sedih. Dia bercerita mengenai dirinya yang harus bekerja keras sebagai sopir untuk menghidupi keluarga dan memenuhi biaya sekolah anaknya yang masih seumuran Kevin. Lukman menyemangati Her agar tidak putus asa dan terus berjuang untuk hidupnya.

Tak terasa, sudah 30 menit kita bercerita, dan penjaga hutan kembali dengan kondisi tubuh lemas. Tadi siang dia baru menyelesaikan patroli bulanan rutin mengililingi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang terletak di Kabupaten Maros. Patroli itu dilakukan selama dua hari dengan memeriksa habitat dan memperhatikan anomali ekosistem yang ada di sana, khususnya kupu-kupu. Aku menyuruh penjaga hutan itu untuk duduk dan istirahat terlebih dulu sembari menunggu mobil sedan.

Sekarang giliranku berbicara, aku tidak bercerita mengenai pengalaman dan sejenisnya karena memang masih amatir dan kehidupanku biasa-biasa saja. Aku baru saja memulai start yang menurutku buruk. Dalam kesempatan itu aku meminta maaf kepada Her, keluarga Kevin yang saat ini seharusnya sudah berada di Kota, dan penjaga hutan karena telah mengganggu nikmatnya istirahat patroli hutan. Aku juga berharap bisa bertemu dengan keluarga itu, terutama Kevin suatu saat nanti. Rencana mereka akan mendatangi acara besar di Jakarta esok hari, namanya Kompasianival. Entah.

Akhirnya rekanku datang dengan mobil sedan yang masih muat untuk 4 orang. Her dan Kevin beserta orang tuanya pamit untuk pulang. Sekali lagi aku minta maaf dan memeluk erat Kevin. Ku harap dia menjadi petualang sejati. Kita pisah berbeda arah. Aku membonceng penjaga hutan menuju belantara yang lebih gelap. Dalam perjalanan kami membicarakan agenda esok hari. Aku akan ikut patroli hutan, bersama Fred dan duo cewek hits tadi. Semoga mereka mau. Sesampainya di Pondok kami beristirahat, aku tidak membicarakan rencana agenda esok hari karena Fred, Kanaya, dan Anggi sudah tertidur lelap.

Hari berganti. Kita dibangunkan oleh aungan hewan-hewan hutan yang menandakan matahari sudah terbit. Jam tanganku menunjukkan pukul 05.30 WITA, dan penjaga huta telah menyiapkan teko berisi kopi dan 6 gelas bambu. Pagi itu kita minum kopi di teras Pondok. Aku mulai membuka obrolan mengenai rencana hari ini. Oke, Fred, Kanaya, Anggi, mau tidak kalian ikut patroli hutan? Fred jelas tertarik dengan ceritaku yang sangat meyakinkan. Fred juga ingin meneliti flora dan fauna di wilayah Wallace ini. Sementara Kanaya dan Anggi butuh keindahan alam untuk kontennya. Aku tidak percaya pagi ini semua terlihat semangat.

Kita saat ini berada di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, The Kingdom of Butterflies kata Alfred Russel Wallace. Di sudut sana ada bukit kapur karst yang masih alami. Sebelah sana goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit nan indah. Di luasnya hutan ini ada berbagai jenis kupu-kupu, Trodies Helena Linne, Trodies Hypolitus Cramer, Trodies Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Dan perjalanan kita berakhir dalam guyuran air terjun.

Selesai.

Semoga ada kesempatan untuk menyambung cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun