"Pesan dari cerita ini adalah agar kita tidak mudah memberikan informasi pribadi pada orang lain," ungkap pembawa cerita di akhir penampilannya.
Berbagai atraksi pagi itu ditutup dengan berbalas pantun yang dibawakan oleh lima orang siswa gabungan kelas tujuh dan delapan.
Pantun sebagai puisi asli Indonesia memiliki pesona tersendiri sehingga pantun sering tampil di berbagai acara. Tak heran kehadiran pantun selalu bisa membuat suasana terasa lebih hangat.
Dalam acara pagi ini siswa melakukan tanya jawab dalam bentuk pantun. Tanya jawab berkisar pada masalah pentingnya membaca, menulis dan bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Setelah dua puluh lima menit berlalu dari pukul tujuh, acarapun berakhir. Setelah sedikit pengarahan dari tim literasi pada siswa tentang pentingnya membaca dan menulis, MC pun menutup acara pagi itu.
Hari yang luar biasa. Jumat Literasi bukan sekadar aksi atau unjuk karya. Pagi itu, kami tidak hanya menyaksikan pentas, tetapi lebih dari itu, kami bisa melihat keberanian, kelincahan, dan kecerdasan para siswa.
Dari kepanikan last minute yang berubah menjadi solusi, dari teks yang dihafal menjadi dialog yang menarik, dan dari pantun yang sederhana menjadi nasihat yang sangat bermakna.
Hari itu mengingatkan kami, bahwa semangat literasi bukanlah tentang kesempurnaan, tetapi tentang keberanian untuk mencoba.Â
Setiap cerita yang dibawakan juga pantun yang dilantunkan, adalah benih kecintaan pada kata-kata yang menumbuhkan semangat kreativitas dan kebijaksanaan.
Kegiatan ini adalah motivasi bagi semua bahwa pada zaman di mana arus informasi begitu deras, kita harus menjadi generasi yang cerdas dan bijaksana dalam berliterasi agar terhindar dari berita yang belum tentu kebenarannya.