Pagi ini adalah tugas dari tim literasi untuk menunjukkan aksi di hadapan siswa yang lain. Di sekolah kami hari Jumat adalah hari yang penuh atraksi.
Secara bergantian, Jumat diisi dengan acara aksi dengan tema yang berganti-ganti. Kadang aksi bakat siswa, sarapan bersama, bersih-bersih, jalan-jalan, juga aksi literasi.
Persiapan untuk Jumat Literasi ini sudah dilakukan sejak kemarin. Semua sudah tertata apik mulai dari suaunan acara hingga siapa yang akan tampil. Tapi siapa sangka tiba-tiba ada kabar bahwa salah satu siswa yang akan tampil menyajikan cerita tiba tiba sakit, dan kami harus segera mencari penggantinya pagi ini juga. Rencananya anak ini akan membawakan cerita asal-usul Aksara Jawa.
Sempat sedikit ada kepanikan, namun untunglah anak-anak yang tergabung dalam kader literasi sekolah bisa gercep dan segera mendapatkan penggantinya.
"Saya tidak bisa membawakan cerita Asal- usul Aksara Jawa Bu, yang akan saya bawakan cerita Terjadinya Candi Prambanan," kata Artha, siswa pengganti tadi.
"Tidak apa-apa Artha, yang penting kamu menguasai cerita itu," jawab saya.
Ketika jam menunjukkan pukul tujuh tepat acarapun dimulai.
Dua orang MC segera tampil untuk memandu acara pagi itu. Satu dari kelas tujuh, satu dari kelas delapan. Meski berbeda jenjang kelasnya, keduanya tampak begitu kompak.
Acara diawali dengan cerita tentang terjadinya Candi Prambanan atau kisah Roro Jonggrang. Dengan penuh percaya diri pembawa cerita tampil dengan gayanya yang kadang jenaka. Dialog-dialog dibawakan dengan penuh penghayatan dan kadang memancing tawa atau sorakan penonton.
Dari cerita Nusantara, penonton diajak menikmati story telling dengan judul Little Red Riding Hood. Cerita tentang gadis kecil berkerudung merah yang mendapat pesan dari ibunya untuk mengantar kue pada neneknya dan ternyata menjadi incaran serigala jahat, dibawakan siswa oleh siswa kelas tujuh dengan begitu bagus.