Azan Maghrib baru saja berkumandang ketika kami sampai di Masjid Taman. Masjid ini adalah destinasi ke lima dari perjalanan kami jelajah sehari di Madiun bersama Indonesia Colonial Heritage.
Tentang destinasi sebelumnya yaitu ke Pabrik Sepur, Bakorwil, Gereja Santo Cornelius, dan Balaikota sudah saya tulis di dua artikel sebelumnya.
"Silakan istirahat, dan sekalian yang mau Maghriban," kata Pak Ir leader kami.
Suasana Masjid Taman sudah ramai dengan orang yang akan jamaah sholat Maghrib . Masjid yang sangat kental dengan arsitektur lawas ini terletak di Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Kota Madiun.
Masjid tertua di Madiun ini memiliki arsitektur bangunan Jawa kuno yang menawan. Bangunan banyak didominasi oleh kayu jati yang membuat masjid terlihat klasik.
Di dekat masjid terdapat kompleks makam untuk para Bupati Madiun.
Dalam keterangan yang ada di depan makam disebutkan bahwa masjid ini dibangun di atas tanah pardikan atau tanah bebas pajak pada masa Kerajaan Mataram.Â
Wilayah ini diberikan kepada Kanjeng Pangeran Rangga Prawirodirjo I yang saat itu menjabat Bupati Wedana Timur yang kemudian diserahkan kepada penasihatnya Kiai Ageng Misbach.