Dalam sebuah perjalanan bersama, di dalam kendaraan seorang teman tiba-tiba nyeletuk. "Hmm, wenak ya... pohong keju...,"Â
Rupanya teman saya melihat sebuah tempat penjualan pohong atau singkong  keju yang ada di pinggir jalan.
Serempak kami menoleh.Â
"Pohong keju memang gurih," jawab teman saya yang lain.
"Wenak pol. Dibanding pohong goreng biasa ia lebih gurih dan empuk," tambahnya lagi.
Ya, pohong keju memang gurih dan menggoda. Meski namanya pohong keju, hidangan ini sering juga disajikan tanpa keju. Kata keju mungkin diberikan karena rasanya yang empuk dan gurih.
"Itu pohong "keju" Bu," tambah Mas driver Grab kami. Pengucapannya bukan keju seperti biasanya, tapi "keju" dengan huruf e seperti pada kata "tebu"Â
 Dalam bahasa Jawa "keju" artinya badan yang pegal atau sakit semua.
"Kenapa "keju"?" tanya saya sambil menahan senyum