Hari Minggu pagi, suasana Pasar Klojen demikian ramai.
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Kedai- kedai makanan yang menjadi ciri khas Pasar Klojen sudah didatangi banyak orang.
Harumnya kue lumpur, pukis, pisang goreng , ditambah sedapnya bau kopi  benar-benar memanjakan indera penciuman kami.
"Hmm, sedap ya..," kata anak saya.
Dari kedai pisang goreng tusuk harumnya panili sangat menggoda.Â
Antrean demikian panjang. Sampai di banner pisang goreng tusuk terdapat tulisan "sabar menunggu". Ya, benar- benar harus sabar untuk mendapatkan pisang goreng atau weci ayamnya yang demikian mantul.
Selain pisang goreng tusuk, di kedai lain ada lumpur bakar, aneka pukis juga aneka risoles yang mantap, baik dalam tampilan maupun rasa.
Selain jajanan, di Pasar Klojen kita juga bisa menemukan nasi pecel yang maknyus. Namanya Pecel Klojen Mbak Sri. Cukup dengan  lima belas ribu rupiah saya mendapatkan sebungkus nasi pecel, rempeyek, tempe dan bakwan. Harganya berbeda lagi jika lauk pelengkapnya beda, misalnya ayam atau sate.
Menurut tulisan yang ada di banner tertulis Pecel Klojen Mbak Sri sudah ada sejak tahun 1975. Wow,berarti sudah ada sejak 50 tahun yang lalu.