"Dibonceng kuat ya?" tanya saya.
"Iya Bude," katanya manut.
Bergegas kami boncengan menuju Puskesmas. Sampai di sana setelah diperiksa kami langsung dirujuk ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut karena kondisinya semakin lemas.
Saya bonceng lagi dia. Kali ini ke Rumah Sakit Tentara (RST) yang tidak jauh dari situ.
"Le, kalau gak kuat bilang lho... Kita naik bentor," kata saya.
"Kuat Bude, bonceng saja," katanya.
Sampai di RST kami langsung masuk UGD dan  pemeriksaan dilakukan lagi dengan lebih teliti. Alhasil ternyata dia kena demam berdarah dan tipes, bukan maag seperti perkiraannya.Â
Sambil menunggu masuk kamar rawat inap saya menghubungi adik saya dan kira-kira dua jam berikutnya adik dan istrinya datang.
Keponakan saya dirawat di RST selama tiga hari dan begitu sembuh, ia langsung diajak pulang ke Mojokerto.Â
Sungguh sebuah pengalaman yang mendebarkan sekaligus melegakan mengingat ketika saya membonceng dari Puskesmas ke RST tak henti- hentinya dia saya ajak bicara supaya jangan sampai semaput di jalan
Dua bulan setelah kejadian itu keponakan saya diwisuda dan sekarang sudah dia bekerja di Surabaya . Sesekali ia berkirim kabar lewat WhatsApp.