Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Keserakahan, Dendam dan Enigma Pythagoras (Sebuah Review Novel Qi-sha Tujuh Bintang Petaka)

12 Oktober 2024   21:01 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:06 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover depan novel Qi-Sha Tujuh Bintang Petaka, Dokumentasi pribadi 

Saya mendapatkan novel ini sekitar akhir Juni. Edisi khusus. Ya, karena di dalam ada tanda tangan penulisnya.

Novel dengan cover kombinasi warna hitam, putih dan merah ini terdiri atas 292 halaman. Di bagian dalam dilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang membuat novel ini tampil menarik .

Novel dibuka dengan adegan pembantaian keluarga Giok Soen Tang di halaman Klentheng  oleh tentara Jepang pada tahun 1942 di Batavia. Keluarga tersebut dibantai karena menolak mengibarkan bendera Jepang.

Dalam waktu singkat tujuh anggota keluarga Giok Soen Tang dibunuh oleh tentara Jepang  dan ternyata menyisakan satu anak Giok Soen Tang.

Anak yang selamat ini membaca mantra pengundang Dewi Ular karena ia memiliki batu Qi-Sha yang merupakan pusaka warisan keluarga Giok.

Mantra itu membuat siluman ular putih Bai Suzhen datang dan membuat tubuh tentara Jepang saat itu hancur seperti dimakan rayap.

Jujur, sesudah membaca buku ini sampai bagian itu saja saya merasa ngeri. Tapi begitu membaca lanjutannya dan ada gambar ilustrasi cantik wajah Suci Arkadewi saya kembali  membaca novel ini hingga habis.

Setting cerita beralih pada delapan puluh satu tahun kemudian dimana terjadi pembunuhan keji atas seorang pengusaha muda di rumahnya.

Jasad korban hancur seperti dimakan rayap dan petunjuk pembunuhan hanya secarik kertas tua berisi mantra salam bahasa Mandarin.

Suci Arkadewi sebagai presenter pemula mendapatkan tugas untuk membawakan acara breaking news yang meliput masalah tersebut  dengan melakukan  wawancara terhadap seorang paranormal bernama Suhu Yong Min.

Apa yang dilakukan Suci ini ternyata membawanya ke masa lalunya, juga akhirnya mempertemukan Suci kembali dengan Jo mantan kekasihnya

Korban-korban terus berjatuhan dengan kondisi mayat yang sama.

 Komisaris Polisi Ferry Widyatmoko, reserse  grup detektif amatir yang terdiri atas Tomy, Lintang dan Felix akhirnya bersama sama berusaha membongkar misteri di balik semua pembunuhan tersebut.

Ya, pembunuhan yang sebenarnya dilatari oleh keserakahan dan balas dendam dari beberapa tokoh di  cerita ini.

Hadirnya tokoh-tokoh dengan nama teman teman Kompasianer membuat novel ini terasa akrab bagi saya, seperti Ferry Widiatmoko atau Efwe, Felix, Lintang, Siska juga Aki Hensa.

Membaca celetukan Lintang yang dalam anggapan saya memang lincah dan  rame membuat novel ini terasa menghibur meski juga menegangkan.

Hal menarik lain bagi saya pada novel ini adalah adanya Enigma Pythagoras. Di sini Acek Rudy sebagai seorang numerolog menghubungkan struktur nama-nama korban dengan Enigma Tabel Pythagoras. 

Dijelaskan pada novel ini bahwa proses menterjemahkan nilai dari sebuah kata atau kalimat dengan menggunakan tabel tersebut sering dipakai oleh para numerolog dan dinamakan proses gematria.

Enigma Tabel Pythagoras, sumber gambar: tangkapan layar pribadi 
Enigma Tabel Pythagoras, sumber gambar: tangkapan layar pribadi 

Wow.., saya yang selama ini mengenal Pythagoras lewat teorema dan tripelnya jadi mempunyai wawasan yang lain tentang tokoh ini.

Jujur, begitu membaca ini, saya langsung menghitung nama saya dengan menggunakan  Enigma Tabel Pythagoras, dan hasilnya adalah : YULI ANITA, 7+3+3+9+1+5+9+2+1=40.

Berarti aman, pikir saya. Yang menjadi korban Bai Suzhen adalah yang struktur namanya berjumlah 16... he..he.. 

Rahasia keluarga Suci Arkadewi dibuka satu persatu dalam novel ini.

Di awal cerita saya merasakan ada sesuatu yang istimewa antara Suci dan  Rean (teman kerja Suci). Ternyata perkiraan saya benar tapi juga salah. Bingung kan?

Saya pikir mereka nantinya akan jadi  sepasang kekasih, tapi ternyata bukan.

Nah, apa hubungan istimewa antara Suci dan Rean? Bagaimana akhir hubungan antara Suci dan Jo? Apa peran dari tokoh Iblis Muka Pucat dan Ahao? Sepertinya membaca sendiri akan lebih mengasyikkan karena novel ini penuh dengan kejutan yang tak disangka.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Selain mengusung tema sejarah, budaya dan  filosofi Cina, novel ini juga banyak memberikan ajaran kebaikan. 

Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Suhu Yong Min di bagian akhir novel ini bahwa setiap mahluk hidup pada dasarnya menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, termasuk manusia. Karenanya jangan pernah merenggut kebahagiaan orang lain hanya untuk kebahagiaan pribadi.

Ya, dalam hidup ini memperturutkan keserakahan kadang  membuat seseorang lupa, hingga  tega merenggut kebahagiaan orang lain.

Setelah membaca novel  ini saya jadi penasaran untuk membaca novel lain dari Acek Rudy. Akhirnya semoga novel yang ketiga segera terbit ya....

Selamat berakhir pekan dan Salam Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun