Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waspadai Titik-Titik Rawan Terjadinya Bullying di Sekolah

17 April 2024   16:09 Diperbarui: 17 April 2024   16:16 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying, sumber gambar: Edukasi Kompas 

Bastian keluar dari ruang kelas. Wajahnya tampak bingung , sekaligus jengkel. Matanya mencari-cari sesuatu, melihat ke sana ke sini.

Sesekali dilihatnya arloji di pergelangan tangannya. Terlambat lagi, pikirnya.

Tampak kakinya sebelah kiri bersepatu sementara yang kanan tidak. Ya, ia sedang mencari sepatu sebelah kanannya yang 'hilang'. Hal yang selalu terjadi saat akan berolah raga. 

Hatinya begitu lega tatkala melihat sebuah sepatu di balik pot bunga. Cepat-cepat dikenakannya sepatunya dan lari bergabung dengan teman-temannya di lapangan. 

Anak- anak yang sudah berada dalam posisi berbaris menertawakannya. Apalagi ketika dengan bicaranya yang gagap ia meminta maaf pada Pak guru atas keterlambatannya.


Setelah Pak Guru memaklumi,  Bastian segera  masuk barisan dengan menunduk. Ia tahu pasti, di bagian belakang, Roni dan teman-temannya sedang berbisik-bisik dan tertawa melihat dirinya. Ya, Roni dan gangnya yang selalu melakukan perbuatan ini dari hari ke hari.

Sumber gambar: Indonesiana.id
Sumber gambar: Indonesiana.id

Di atas adalah contoh bullying yang terjadi di sekolah. Sebagaimana diketahui bullying adalah salah satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan selain intoleransi dan kekerasan seksual.

Digunakannya kata dosa besar menunjukkan bahwa ini adalah hal yang harus benar-benar diperhatikan dan segera diatasi agar tercipta lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa.

Tentang Bullying atau Perundungan

Ilustrasi cyber bullying, sumber gambar: shutterstock.com
Ilustrasi cyber bullying, sumber gambar: shutterstock.com

Bullying adalah tindakan agresif yang biasanya dilakukan secara individu maupun kelompok untuk mengintimidasi atau mendominasi orang lain yang dinilai lebih lemah. 

Sebenarnya bullying  dapat terjadi di mana saja, mulai dari lingkungan sekolah hingga lingkungan kerja.

Berbeda dengan kekerasan biasa, bullying dilakukan berulang-ulang untuk melukai, menindas dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada korban. 

Ada berbagai tindakan bullying baik secara fisik, verbal, sosial ataupun cyber bullying.

Tindakan bullying bisa diketahui dengan jelas namun sering pula tidak bisa dideteksi dengan jelas seperti pengucilan, intimidasi, ancaman. Meski tidak memberikan akibat secara fisik namun bisa sangat merugikan kesehatan mental korbannya.

Dalam lingkungan sekolah, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencegah berbagai tindakan bullying ini. 

Bullying bisa terjadi di mana-mana di lingkungan sekolah. Lalu di titik titik mana saja  rawan terjadi bullying di sekolah?

1. Di kelas. 

Kelas adalah tempat yang sangat mudah terjadi bullying. Apalagi jika guru tidak berada di kelas. Agar kejadian bullying bisa dicegah, maka guru harus datang tepat, waktu saat pergantian jam atau di awal pelajaran, termasuk juga mengawasi piket siswa sepulang sekolah.

 Penguatan satgas keamanan kelas juga  perlu dilakukan, agar bisa segera melaporkan bila terjadi bullying.

Satgas anti bullying, sumber gambar: Kompas.com
Satgas anti bullying, sumber gambar: Kompas.com

2. Di kantin.

 Kantin adalah area berkumpulnya siswa dari berbagai kelas saat istirahat. Ini adalah tempat yang rawan terjadinya bullying, terutama dari kakak kelas terhadap adiknya. Kerjasama guru dan petugas kantin sangat diperlukan untuk mencegah tindakan bullying di area ini.

3. Ruang ganti.

 Ruang ganti saat akan berolah raga juga tempat yang sering digunakan para pembully untuk melakukan aksinya. Biasanya dengan menyembunyikan baju, sepatu atau sabuk dari korbannya. Kejelian guru olah raga sangat diperlukan apakah ada siswanya yang menjadi korban bully teman-temannya.

4. "Hidden spot" di area sekolah. 

"Hidden Spot" adalah tempat tempat yang jarang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan bersama, seperti lorong, taman dan pojok-pojok sekolah. Tempat-tempat tersebut  sangat mungkin dipakai untuk melakukan bullying.

Peran guru piket, satgas bullying sekolah,  pemasangan CCTV sangat diperlukan agar bisa segera dilakukan tindakan jika terjadi bullying.

5. Beberapa tempat di luar sekolah sekolah. 

Warung-warung ataupun tempat nongkrong sekitar sekolah juga merupakan tempat yang rawan terjadinya bullying. Karenanya peranan guru, petugas keamanan sekolah, orang tua juga masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya bullying.

Ada banyak celah yang memungkinkan terjadinya bullying di sekolah. Kerjasama berbagai pihak sangat diperlukan agar tindakan ini tidak diteruskan hingga akhirnya bisa memakan korban. 

Mari wujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, sumber gambar: SekolahDasar Net
Mari wujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, sumber gambar: SekolahDasar Net

Selain penguatan satgas, pembuatan hotline pengaduan, kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, pada siswa juga diberikan penguatan untuk berani melapor  jika terjadi tindakan bullying, dan tiap pelapor harus dijamin keamanannya oleh sekolah.

Sesudah berbagai tindakan pengamanan dilakukan, satu hal yang sangat penting dilakukan untuk mencegah tindakan bullying adalah menanamkan rasa empati siswa pada sesamanya.

Dengan empati siswa bisa memposisikan dirinya betapa menyakitkan rasanya ketika ia menjadi korban bullying. Ya, hakekatnya kita semua adalah sama-sama mahkluk Tuhan yang memiliki kelebihan dan kekurangan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain.

Akhirnya, mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman tanpa bullying.

Semoga bermanfaat 

Salam Edukasi:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun