Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masuk Terlalu Pagi Itu Sangat Melelahkan!

1 Maret 2023   19:58 Diperbarui: 5 Maret 2023   01:00 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para murid SMA Negeri 1 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, tiba di sekolah pukul 05.00 Wita. Kamis (2/3/2023).(KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE)

Masuk jam lima pagi...? Oh, tidak terbayang rasanya. 

Jika jam lima pagi pembelajaran atau apel sudah dimulai di sekolah, paling tidak siswa berangkat dari rumah sekitar pukul setengah lima pagi. Lalu siswa harus bangun jam berapa? Bangun pagi, mandi, sarapan dan siap-siap berangkat ke sekolah paling tidak memerlukan waktu satu jam.

Jika siswa harus bangun jam setengah empat pagi yaitu sejam sebelum berangkat sekolah, lalu jam berapa ibunya harus bangun? Ibu, manusia super sibuk di pagi hari tentunya harus bangun lebih pagi lagi.

Masuk jam lima pagi mengingatkan saya saat harus mengikuti ospek kampus sekitar akhir tahun 80an. Saat itu senior kami menetapkan bahwa jam lima pagi para maba harus sudah masuk pintu gerbang kampus. Lewat satu menit saja hukuman sudah siap menanti.

Masuk jam lima pagi, Sumber gambar: depositphotos
Masuk jam lima pagi, Sumber gambar: depositphotos


Namanya mahasiswa baru, apapun kami jalani asal tidak kena hukuman. Jam empat kurang saya sudah bangun. Mandi dan sholat Subuh dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat singkatnya dan... langsung menuju jalan besar untuk mencari mikrolet.

Ya, saat itu jarang yang punya sepeda motor. Andalan kami adalah jalan atau naik kendaraan umum.

Persiapan yang begitu tergesa-gesa membuat kami benar benar stres. Sarapan? Aih, jangan mimpi. Apa ingin terlambat dan mendapat hukuman dari kakak kakak senior?

Baca juga: Ketika Mereka

Akibat stres campur lapar, saat kegiatan inti dimulai (kegiatan inti saat itu adalah Penataran P4 pola 100 jam) kira-kira jam delapan banyak peserta yang tertidur, termasuk saya.

Saat materi yang ada dalam benak kami hanya berharap jam berapa snack akan dibagikan. Perut sudah lapar sekali. Duh...

Akhirnya Penataran P4 pola 100 jam kami jalani dengan mengalir saja. Ya, benar-benar seperti aliran air. Tidak ada yang nyantol di pikiran karena lelah. Untungnya menjelang pendalaman dan pemantapan jam pulang kami dibuat lebih awal sehingga ada kesempatan untuk belajar.

Lelah saat pemberian materi| Dok shadrin_andrey via Kompas.com
Lelah saat pemberian materi| Dok shadrin_andrey via Kompas.com

Itu sekilas cerita pengalaman saya saat wajib masuk jam lima pagi. Saya saat itu berada di usia lulus SMA dan merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat berat. Tidak bisa saya bayangkan jika peraturan masuk dini hari diterapkan pada anak-anak SMA yang notabene tidak lama mereka baru lulus dari SMP.

Memasukkan siswa di jam sekolah yang demikian pagi perlu dipikirkan lagi apakah manfaat yang diperoleh lebih besar dari mudharatnya, atau justru sebaliknya.

Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan etos belajar dan mempersiapkan siswa menembus perguruan tinggi negeri (PTN) ternama atau sekolah kedinasan di Indonesia, menurut saya lebih baik dilakukan lewat hal lain. Misal meningkatkan kualitas pembelajaran, atau mempertajam tutor teman sebaya.

Berdasarkan pengalaman saya, memasukkan siswa di jam yang terlalu pagi banyak membawa dampak negatif bagi siswa di antaranya:

1. Waktu istirahat yang kurang. Belum lagi jika siswa banyak tugas dan harus mengerjakannya sampai malam. 

Akibatnya banyak siswa yang mengantuk di kelas. Ini pernah saya alami saat ada bimbel di sekolah dan kami harus masuk pukul enam pagi. Jam delapan pagi sudah banyak siswa yang mengantuk.

2.Faktor keamanan. Meski armada angkutan umum diperbanyak di pagi hari, tapi naik kendaraan umum pagi hari apalagi dalam suasana sepi sangat berisiko.

Ketika ospek di mana saya harus berangkat pukul setengah lima, rasanya selalu agak deg-degan. Apalagi ketika harus sendirian dalam mikrolet karena berangkat terlalu pagi.

3. Tidak sempat sarapan. 

Tidak sarapan pagi adalah hal yang sangat tidak dianjurkan. Untuk belajar tentunya siswa perlu energi. Tanpa asupan gizi yang baik bisa-bisa siswa mengantuk dan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. 

Tidak sarapan pagi juga ditengarai merupakan penyebab banyaknya kasus anemia di kalangan anak sekolah.

4. Tingkat stres meningkat. 

Selalu tergesa-gesa di pagi hari membuat tingkat stres meningkat. Apalagi jika orang tua juga harus masuk pagi, atau ada beberapa anak usia sekolah di rumah. 

Stres dan rasa tidak nyaman saat berangkat membuat mood kerja atau belajar menurun.

Stres di tempat kerja, sumber gambar: kantor kita.co.id
Stres di tempat kerja, sumber gambar: kantor kita.co.id

5. Stres sekolah meningkat. Mengapa? 

Semakin pagi ditetapkan jam sekolah biasanya angka keterlambatan semakin tinggi dan ini menyebabkan bagian tatib mempunyai banyak tugas ekstra.

Sekolah kami pernah menetapkan jam masuk pukul 06.30. Masuk di jam itu ternyata membuat siswa yang terlambat tiap hari selalu ada, dan jumlahnya tidak juga menurun.

Setelah dilakukan pengkajian terhadap berbagai penyebab keterlambatan siswa, jam masuk sekolah pun diundur pukul 07.00. Nah, akibatnya angka keterlambatan menurun drastis, sehingga bagian tatib bisa lebih fokus mengurusi hal lain selain siswa terlambat.

Ilustrasi siswa terlambat, sumber gambar: expossidik
Ilustrasi siswa terlambat, sumber gambar: expossidik

Demikian sedikit berbagi pengalaman tentang jam masuk sekolah yang terlalu pagi dan dampak yang ditimbulkannya.

Memasukkan siswa di jam yang terlalu pagi sepertinya hal yang sepele, tapi ternyata memiliki dampak yang luar biasa. Tidak hanya bagi siswa, tapi bagi keluarga juga sekolah.

Akhirnya mudah mudahan kebijakan memasukkan siswa di jam yang terlalu pagi bisa ditinjau kembali. 

Jangan sampai gara-gara kebijakan tersebut bukan hasil pembelajaran maksimal yang dicapai, melainkan rasa bosan dan lelah pada guru, orangtua dan utamanya siswa. Sehingga akhirnya berakibat pada menurunnya pretasi belajar siswa.

Salam edukasi...:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun