Gerakan literasi sekolah bisa dilaksanakan lewat pembiasaan. Di sekolah kami, pembiasaan dilakukan setiap hari selama lebih kurang 30 menit sebelum pembelajaran.
Pada kegiatan pembiasaan, siswa diminta untuk membaca. Materi yang dibaca berganti-ganti, kadang bebas, kadang ditentukan oleh tim literasi sekolah.
Sesudah membaca, siswa diminta membuat rangkuman singkat untuk ditandatangani wali kelas. Keterlibatan wali kelas sangat diperlukan untuk mengontrol keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan literasi.
Satu program yang dilaksanakan gerakan literasi SMP Negeri 3 Malang adalah One Class One Book. Tampak dari namanya, melalui kegiatan One Class One Book, tiap kelas didorong untuk menerbitkan satu buku yang berisi kumpulan karya siswa satu kelas.
Karya bisa berupa puisi, laporan pembuatan produk atau cerpen. Dari mana ide tulisan siswa? Banyak.
Melalui bermain bersama di pojok dolanan, diskusi bersama teman atau tugas proyek dari guru siswa bisa mendapatkan ide yang beraneka ragam.
Sesudah ide didapat, penyusunan karya mulai dilakukan. Dalam hal ini peran perpustakaan dan pojok baca adalah sangat penting. Lewat keduanya siswa bisa memperluas wawasan dengan membaca berbagai buku sumber.
Sesudah siswa menyusun karya, karya ditunjukkan pada guru untuk diteliti dan diberi masukan agar lebih bagus.
Jika semua sudah siap, maka tahap berikutnya adalah mencetak karya. Sesudah dicetak akhirnya karya siap dipublikasikan lewat perpustakaan sekolah agar bisa dibaca pengguna perpustakaan yang lain.
Adalah hal yang sangat membanggakan jika karya kita dibaca, diapresiasi atau dikomentari orang lain.