Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Blended Imtaq, Kegiatan untuk Meningkatkan Iman dan Takwa di Era PTMT

14 Oktober 2021   17:42 Diperbarui: 15 Oktober 2021   08:01 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan imtaq di lapangan.| Dokumentasi pribadi

Jam masih menunjukkan pukul 06.30. Meskipun pelajaran masih dimulai satu jam lagi, beberapa guru dan siswa sudah siap di lapangan sekolah. Semua tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat yaitu menjaga jarak dan memakai masker.

Tampak bapak/ibu guru pengajar agama siap di depan laptop, sementara wali kelas berada di belakang mendampingi putra putinya. 

Pagi itu kegiatan blended imtaq dimulai di sekolah. Lantunan ayat suci dari para siswa dipandu oleh bapak/ibu guru mulai berkumandang. Setelah dilanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna, sedikit pengarahan dari guru agama, acara pun diakhiri dengan doa untuk orangtua dan doa kafarotul majlis.

Guru agama mempersiapkan perangkat.| Dokumentasi pribadi
Guru agama mempersiapkan perangkat.| Dokumentasi pribadi
Menurut undang-undang No 20 pasal 3 tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan tersebut bisa diketahui bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya berkewajiban untuk mengembangkan potensi siswa sehingga menjadi manusia yang cerdas dan cakap, namun juga berkarakter baik. 

Sehubungan dengan hal tersebut di samping menyampaikan ilmu pengetahuan, sekolah juga harus melakukan penguatan pendidikan karakter pada siswa.

Penguatan pendidikan karakter di sekolah bisa dilakukan melalui banyak hal. Misalnya upacara bendera, berbaris sebelum masuk kelas, saling memberi senyum, sapa, salam dan sopan santun, juga berdoa bersama sebelum memulai pelajaran.

Selama pandemi pelaksanaan penguatan pendidikan karakter bisa dikatakan kurang efektif. Mengapa? 

Pembiasaan baik sebagai salah satu cara penguatan pendidikan karakter lebih mudah ditanamkan ketika para guru bisa langsung bertemu dengan siswa, sementara selama satu setengah tahun pandemi, siswa harus belajar dari rumah. 

Walaupun guru sudah berusaha maksimal memasukkan pendidikan karakter ini dalam pembelajaran daring, hasilnya tentu saja tidak sebagus saat pembelajaran luring.

Satu kegiatan pembiasaan yang selalu dilaksanakan di sekolah saya adalah kegiatan imtaq. Kegiatan berupa berdoa bersama ini sebelum pandemi dilaksanakan bersama oleh seluruh siswa kelas 7,8 dan 9. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun