"Ke Bude Narti?" tanyaku gelisah.
"Iya, Nduk, besok sore. Sama ibuk dan Danang. Nanti Bobby dan Fatim diajak saja," kata ibuk sambil tersenyum.
Sepertinya ibuk menangkap kegelisahanku.
"Kenapa?" tanya ibuk.
"Tidak apa Buk, cuma bude kan tidak suka anak kecil. Â Fatim dan Bobby tingkahnya seperti itu.." jawabku keberatan.
Fatim dan Bobby adalah anak-anakku. Keduanya hanya berselisih 1,5 tahun. Fatim berumur 3 tahun dan Bobby 1.5 tahun. Bisa membayangkan bagaimana ribetnya mengasuh dua balita seusia itu? Yang pasti rumah tidak ada bersihnya karena 'keusilan' mereka.
"Ya tidak apa apa, to? Nanti ibuk yang mangku Fatim," kata ibuk lagi.
Duh, ibuk tidak tahu, seminggu yang lalu Fatim dimarahi Bude Narti karena memecahkan vas kesayangannya.Akibatnya Fatim (atau aku?) agak segan untuk datang ke rumah bude Narti lagi.
Bude Narti adalah satu-satunya saudara ibuk. Rumahnya hanya selisih beberapa gang. Di usianya yang menjelang kepala tujuh, wajah Bude Narti masih menunjukkan sisa- sisa kecantikannya.
 Dari pernikahannya, Bude Narti tidak memiliki anak. Mungkin itu yang membuat bude kurang suka pada anak kecil yang 'kluthusan' seperti anak-anakku.
Beliau  hanya hidup berdua dengan Mbok Rah  pembantunya yang amat setia, sedangkan pakde sudah meninggal sekitar sepuluh tahun yang lalu.