Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ibu, Madrasah Anak yang Pertama

4 April 2021   21:32 Diperbarui: 9 April 2021   04:31 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu dan anak. (sumber: pixabay.com/ArmyAmber)

Seiring berjalannya waktu saya harus pindah ke sekolah lain. Suatu saat adik sepupu saya pindahan rumah dan mengundang jamaah sholawatan yang terdiri atas ibu-ibu dari kelompok pengajiannya. 

Saya turut datang sebagai keluarga. Ketika saya keluar menyajikan minuman di luar dugaan beberapa ibu anggota jamaah salim dan mencium tangan saya.

"Bu, masih ingat saya?" tanya seorang ibu muda dan cantik. Wajahnya dipoles dengan make up yang agak berat menurut saya. 

"Bu .., saya selalu ingat pelajaran Ibu.. Tentang perbandingan..," tanya yang lain. 

Subhanallah, saya begitu terharu. Mereka adalah murid-murid madrasah saya. Cukup pandai tapi setamat SMP langsung menikah dan punya anak.

Kamipun saling bercerita dan tertawa-tawa mengingat kembali ketika mereka belajar di madrasah putri. Ketika saya bertanya mengapa sekolah cuma sampai SMP? Padahal mereka pintar?

Dengan senyum getir mereka menjawab, adat di keluarga mereka, anak perempuan sekolah SMP saja sudah bagus. Lagipula kalau sekolah tinggi-tinggi jodohnya susah. 

Ah, alasan apa pula ini..

Melihat anak anak kecil di pangkuan mereka saya tiba tiba teringat ungkapan Al Ummu Madrasatil Ula yang artinya ibu adalah madrasah anak yang pertama. Masa depan anak-anak kecil itu sekarang ada pada mereka. 

Akankah mereka bisa membuat anak-anak itu tumbuh menjadi generasi yang pintar ke depannya? Atau kembali melestarikan budaya turun-temurun yang mengkerdilkan kualitas perempuan di lingkungan mereka? 

Ah, semoga saja tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun