Mohon tunggu...
YULIS YUHIBA
YULIS YUHIBA Mohon Tunggu... Teknisi - graphic design

konten dipikir sambil jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Artificial Intelligence pada Traffic Light, Bisakah?

31 Januari 2023   22:09 Diperbarui: 31 Januari 2023   22:22 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti hari-hari biasanya setiap pagi dan sore jalanan depan rumah selalu lebih ramai dengan hilir mudik kendaraan. baik itu roda dua,tiga,empat,enam semua berasa tumplek blek pada waktu yang sama di sebuah jalan dengan lebar hanya 5-6 meter'an saja.

Suara gertakan klakson sepertinya sudah menjadi sahabat baik telinga saya setiap waktu. maklum rumah saya tepat di samping Bangjo (Abang Ijo) alias lampu merah atau traffic light. jadi kalau saya keluar rumah itu langsung disambut oleh aspal beserta para penggunanya.

Apa yang terjadi di depan rumah saya itu mungkin juga sama dialami di daerah-daerah lain, karena memang begitulah fenomena berlalu lintas di negara kita, yang mana kendaraa pribadi masih menjadi andalan dalam mobilitas yang membuat volume jalan semakin penuh.

. . .

Pada sebuah sore yang cerah sepulang dari kantor, saya terbiasa dengan ritual menyirami tanaman, karena bagi saya aktifitas ini sebagai healing selepas pekerjaan kantor yang menguras hati dan pikiran ditambah lagi perjalanan pulang yang melelahkan.

Siraman air yang terus menghujani tanaman dan tanah kering tersebut menghadirkan aroma sejuk yang membuat lamunan saya terbang kesebuah jalan raya yang sering saya lewati setiap hari, yang mana tedapat perempatan dengan traffic light yang abnormal.

Kenapa abnormal ?

Karena traffic light tersebut mampu memprioritaskan ruas jalan mana yang membutuhkan waktu lebih lama saat hijau dibandingkan ruas jalan yang lain berdasarkan tingkat kepadatan kendaraan.

sehingga dapat mengefektifkan waktu tunggu para pengguna jalan tanpa harus menunggu timer sampai selesai untuk ruas jalan yang sudah sepi. karena timer dapat memprediksi seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tingkat kepadatan suatu ruas jalan tertentu.

Artinya disini peran timer dan lampu kuning sangat penting, karena terkadang lampu kuning hanya sering dianggap sebuah pajangan saja karena tidak pernah dinyalakan.

Lalu bagaimana kalau semua ruas jalan memiliki kepadatan kendaraan yang sama ? ... yaaa kembali ke Default

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun