Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rumah Bunga Matahari

2 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 2 Maret 2020   09:08 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nina melihat sebuah meja kecil di sudut ruangan dengan vas bunga kosong di atasnya. Satu-satunya perabotan di dalam rumah itu. Ia melangkah mendekati meja itu. Dan tercengang. 

Meja itu terlihat bersih. Vas bunga kaca di atasnya tampak baru dan mengilat. Kontras sekali dengan kondisi bangunan dan ruangan di dalam rumah ini yang lapuk dan penuh debu.

"Ehm, permisi!" Nina mencoba menyapa kembali, khawatir tindakannya dianggap kurang sopan oleh sang pemilik rumah. Tapi tak ada satupun pintu kamar yang terbuka mendengar sapaannya. Karena tetap tak ada jawaban, akhirnya Nina memasukkan ikatan bunga matahari di tangannya ke dalam vas tersebut. 

Kemudian ia berbalik, ingin cepat-cepat pergi dari rumah yang membuat bulu kuduknya berdiri ini. Dan kakinya tersandung sesuatu.

Ia melihat ke bawah. Sebuah bungkusan hitam besar tergeletak tepat di bawah kakinya. Ini benar-benar aneh, batin Nina. Ia yakin sekali benda ini tidak ada saat ia masuk tadi.

Di atas bungkusan itu tertempel sebuah kertas berisi tulisan. Nina membungkuk untuk membacanya.

Terimakasih atas kirimannya. Ini adalah tip untukmu. Tip ini hanya diberikan sekali saja, dan berlaku untuk seterusnya.  Tetaplah bekerja keras dan berempati.

Nina membuka bungkusan itu. Dan terperanjat.

Bungkusan plastik itu penuh berisi lembaran uang seratus ribu. Entah berapa jumlahnya, tetapi yang jelas uang sebanyak itu tak wajar untuk dikatakan sebagai tip.

Nina menoleh kesana kemari mencari-cari, barangkali ada kamera tersembunyi di suatu sudut, dan ini semua hanyalah sebuah prank konyol dari seorang youtuber yang berniat mengerjai orang secara acak.

Tetapi setelah menunggu dalam keheningan selama beberapa saat, dan didukung oleh perasaan aneh yang semakin kuat melanda, akhirnya Nina meraih bungkusan besar yang berat itu dan segera melangkah keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun