Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Kesendirian

3 Mei 2019   07:50 Diperbarui: 3 Mei 2019   08:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selembar daun malam  gugur dipembaringan menunggu fajar. Tergelatak dalam kepasrahan panjang. Keriput perlahan disekujur tubuhnya adalah guratan perjalanan hidup yang tak lelah dari tabah. Ranting yang telah lama enggan menaut, membiarkan tampuk mengering dan putus. Bukan salah angin atau salah nasib, tapi takdir telah melahirkan syair-syair kesendirian itu.

Sayap malam sepertiga sunyi, adalah asa menunggu bulir embun hinggap pada tubuh, menyiram kesejukan dalam kerontang jiwanya yang lengang. Berharap tetes itu hinggap bersama harap yang terus diucap. Walau dia tahu, kenangan yang berlalu adalah pijakan keperihan yang tak mungkin diubah. Hanya digubah pada syair-syair jiwa untuk sekedar belajar dan mengenang kenang.

Pun hidup itu harus dinikmati sepahit apa. Seperti se- cangkir kopi yang terbiar dingin, walau telah berjuang demi seteguk rasa. Kini hanya ampas yang mengeras di relung jiwa tak berarti apa-apa. Tapi sesungguhnya dia telah berusaha menyuguhkan semampunya.

Begitulah,  dilukisnya di antara sisa-sisa awan di gulita malam,  jika suatu kelak ada desir angin yang mengusir lindap, membuka tabir-tabir cahaya bulan atau matahari.

Tabir Sunyi, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun