Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Mekkah Al Mukarromah Hari 38)

3 April 2020   09:51 Diperbarui: 3 April 2020   10:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

H-3 sebelum kepulangan ke tanah air. Dan ini adalah hari Jumat terakhir bagi kami Kloter 11 Depok, dan juga mungkin kloter lainnya sebelum kami.

Bus sholawat masih tetap jarang pagi ini. Dan untuk sholat Subuh ke Masjidil Haram tetap mengalami kesulitan jika harus menunggu bus. Dan karena kali ini saya berangkat lagi bersama dengan istri, maka kami tetap putuskan untuk menunggu bus yang akan mengantar kami nanti. Dan sayangnya, ketika bus datang, kondisi didalamnya sudah penuh karena sudah terisi oleh jamaah lainnya yang sudah naik terlebih dahulu di depan hotel mereka masing-masing. 

Akhirnya kami berdua putuskan untuk berpindah tempat agar bisa nanti bisa masuk atau mendapatkan tempat di dalam bus. Ternyata trik ini berhasil. Walaupun nantinya akan berputar lebih jauh, tapi setidaknya masih bisa masuk bus dan tidak harus berjalan sejauh 2,5 kilometer untuk sampai ke Masjidil Haram.

Masih ada waktu untuk melakukan sholat Tahajjud, dan kami tidak menyia-nyiakannya. Dan sama seperti kemarin, kondisi Masjidil Haram terasa agak lebih lengang. Dan kami putuskan untuk sholat lebih mendekat kearah Ka'bah. Dan kami tidak beranjak sampai nanti kami melaksanakan sholat Subuh dan Syuruq. Selesai ibadah kami pagi itu dan kamipun segera kembali ke Hotel.

Sesampainya di Hotel, saya dan juga hampir semua jamaah ikhwan, tidak bisa beristirahat lama-lama karena harus siap-siap sholat Jumat. Memang waktu masih menunjukkan jam 8 pagi, tapi jika ingin mendapat tempat di dalam Masjidil Haram, paling lambat harus sudah tiba jam 9 pagi. Oleh sebab itu kami harus sesegera mungkin berkemas dan bersiap-siap.

Ada yang salah saya lakukan pagi itu ketika hendak menuju sholat Jumat di Masjidil Haram. Saya bergantung pada keberadaan bus sehingga terus menunggu bus datang walaupun yang datang selalu penuh dan penuh lagi. Saya mencoba berpindah tempat lagi seperti yang tadi subuh saya lakukan. Tapi ternyata percuma. Keberadaan bus dengan jumlah jamaah yang akan naik tidak sebanding. Oleh sebab itu bus selalu penuh. Pada akhirnya saya memutuskan untuk berjalan kaki saja. 

Saat itu saya lihat jam di tangan menunjukkan pukul 9 pagi. Saya fikir masih cukup aman jika sampai di Masjidil Haram jam 10. Apalagi sejak kemarin kondisi di dalam Masjidil Haram terasa lebih longgao. Tenyata saya salah besar!! Jangankan masuk ke dalam Masjidil Haram. Untuk menembus jalan yang menuju Masjidil Haram saja sangat susah. Beberapa akses sudah ditutup petugas. Saya tidak membawa sajadah dan juga payung. Tidak mungkin saya sholat di jalan raya seperti yang dilakukan oleh jamaah lain. Saya bisa dehidrasi.

Akhirnya karena kondisi tidak memungkinkan, saya putuskan kembali ke arah hotel di Misfalah untuk mencari tempat sholat Jumat yang lain. Tanpa sempat istirahat, saya kembali berjalan kaki menuju arah hotel. Keringat turun deras membasahi badan saya. Tapi saya tetap lanjutkan perjalanan di cuaca panas itu sambil berharap menemukan mesjid atau tempat sholat jumat dan bisa berada didalamnya tanpa harus kepanasan diterpa sinar matahari. 

Alhamdulillah, sekitar jam 11 siang akhirnya saya bisa berada disalah satu mesjid di daerah Misfalah yang bernama Mesjid Ar-Rahman. Letaknya ternyata tidak jauh dari tempat hotel saya menginap. Namun tetap butuh perjuangan untuk bisa masuk kedalam Mesjid itu, bahkan untuk sekedar duduk menunggu waktu sholat. Kondisi mesjid sudah sangat penuh.

Alhamdulillah, selesai juga Sholat Jumat hari itu. Dan segera saja saya kembali ke Hotel yang memang jaraknya sangat dekat. Tinggal menyeberang jalan, lalu sampai deh.. Dan apa yang dilakukan kemudian? Bisa ditebak dong: makan dan tidur siang, hahaha...

Sholat Ashar saya lakukan di hotel. Namun setelah itu saya dan istri segera bergegas untuk berangkat ke Masjidil Haram guna persiapan sholat Maghrib dan Isya. Dan kali ini, kami agak sedikit mudah untuk mendapatkan bus. Maksudnya tidak harus menyeberang jalan dan tidak harus menunggu lama. Memang tidak mendapat tempat duduk, tapi yang penting bisa masuk bus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun