Karena Ucu juga bekerja di perusahaan ayah disamping banyaknya kegiatan.
Suatu kali Ida menelpon Ucu.
"Teruskan saja hubungan kakak," kata Ida.
"Apa maksud kamu?"
"Ada gadis cantik di boncengan kakak," Ida cemburu dan meluapkan hatinya.
"Itu tidak benar, aku selalu suka kamu."
"Suka padaku, tapi ada gadis lain."
"Hanya teman dan kebetulan saja," jawab Ucu.
"Aku selalu tahu, bagaimana teman dan tidak," balas Ida.
"Baiklah, tapi itu cuma untuk menguji kamu," kata Ucu.
"Kakak menguji saya?"
"Untuk mengetahui, bahwa kamu bisa juga cemburu." Kata Ucu.
"Itu tidak akan terjadi lagi," janji Ucu.Â
Kesempatan itu digunakan Ucu mendesak Ida.
"Sekarang kamu berterus terang saja ,iya?"
"Apa yang harus saya katakan?"
"Aku tahu, kamu dijodohkan dengan seorang pria minang yang kuliah di Amerika," kata  Ucu sedikit panik.
"Apa usahaku akan sia sia?" Desak Ucu.
Ida mengangkat kepalanya menatap Ucu.
"Tenang saja," kata Ida.
"Saya panik juga dan aku akan menemui ayahmu, saya bersungguh sungguh." Kata Ucu.
"Perjodohan bukan ditangan ayah saya saja, harus disetujui mamak." kata Ida menjelaskan.
"Siapa?"
"Mamak, paman dari ibuku"
Melamar seorang gadis melalui mamak biasa di Minang.Â
"Aku akan menemui mamak kamu yang kebetulan juga disini, tapi aku juga ingin  tahu kamu," kata Ucu.