Mohon tunggu...
Yudi Kurniadi
Yudi Kurniadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja

Pekerja konstruksi dan penikmat sepakbola yang lagi suka menulis. Here We Go!

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sepatu Bola dan Baju Lebaran buat Bapak

20 Mei 2020   17:40 Diperbarui: 20 Mei 2020   17:34 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran selalu identik dengan baju baru, dari orang tua, orang dewasa hingga anak-anak ingin terlihat modis, stylish dan ter-upgrade pada hari kemenangan nanti.

Meskipun berbaju baru di hari raya bukan sebuah kewajiban, namun memakai pakaian terbaik bisa menjadi salah satu cara menghormati hari kemenangan tersebut. Lebaran memang sudah identik dengan baju baru.

Sebentar lagi kita akan memasuki Idul Fitri 1441 H. Berdasarkan ingatan saya dan berita-berita yang saya baca dan tonton di televisi, ini adalah era paling hening dalam menyambut Idul Fitri.

Tidak ada keramaian di pusat-pusat perbelanjaan. Tidak ada pemandangan orang dan kendaraan berbondong-bondong mudik di jalan-jalan yang padat ke luar kota jelang Idul Fitri 2020. Mudik lokal di Jabodetabek pun dilarang apalagi yang ke luar kota. Idul Fitri 2019, tercatat ada sekitar 15 juta orang mudik. Hening Lebaran kita kali ini.

Bahkan beberapa teman-teman saya sudah mengeluhkan hal tersebut dan mempostingnya di media sosial. Hal ini dikarenakan efek dari pandemi virus Corona yang telah membuat sebagian aktivitas masyarakat terbatas.

Karena aturan tersebut, maka masyarakat yang diperkotaan atau yang sedang diperantauan terganjal untuk sekedar menengok orang tua dan keluarga besar. Himbauan dari pemerintahan tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang awalnya diketahui berasal dari kota Wuhan,China.

Pun demikian, saya sendiri yang saat ini masih bekerja di zona merah (Kota Depok) dilanda kebingungan. Mau kemana-mana berasa dibatasi oleh aturan pemerintah yang tengah menggalakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), beruntung saja soal pekerjaan mah masih bisa wara wiri.

Bapak minta dibelikan baju lebaran

Disaat lagi ngitung kancing soal kemungkinan untuk mudik pada lebaran nanti. Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba Bapak saya nelpon untuk sekedar menanyakan kabar dan menanyakan apakah akan mudik ke rumah ditengah pandemi ini. Saya hanya menjawab singkat saja. "Iya pak bagaimana nanti saja."

Kami tidak banyak mengobrol, hanya membicarakan hal-hal penting saja yang sepertinya tak usah diceritakan disini. Namun diakhir pembicaraan kami, saya yang biasanya jarang nelpon Bapak meminta untuk dibelikan baju lebaran. Dengan alasan, baju yang biasa ia pakai kala menyambut lebaran sudah ingin diupgrade. Saya pun mengiyakan permintaan tersebut.

Soal bapak yang minta dibelikan baju baru, saya teringat kala masih berumur tiga belas tahun. Waktu itu sebagai bocah kampung pada umumnya, saya selalu enggan menggunakan sepatu untuk bermain sepak bola. Namun dikala akan mulai masuk sekolah sepak bola (SSB), dan memakai sepatu bola adalah hal yang wajib maka waktu itupun saya minta dibelikan sama bapak.

Alhamdulillah, beberapa hari kemudian bapak membelikan sepatu bola buat saya walaupun bekas. Meski bukan yang baru tapi ada rasa gembira, akhirnya punya sepatu bola. Saya masih ingat betul sepatu pertama untuk bermain sepak bola. Merek dan spesifikasinya pun masih hafal, tapi soal harga kata bapak mahal tapi saya tidak terus-menerus menodongkan pertanyaan tersebut. Mungkin menurut bapak harganya mahal karena menyesuaikan dengan pendapatannya.

Namun, itu tadi hanyalah kenangan saya atas suasana pada masa kecil. Sementara sekarang yang terjadi tidak begitu. Disaat seorang anak sudah mampu menghidupi dirinya sendiri, maka tiba waktunya untuk berbakti kepada orang tua. Itulah yang sedang saya lakukan saat ini, meski saat ini terhalang oleh pandemi Corona.

Sampai tulisan ini dibuat saya belum sempat berbelanja karena masih disibukkan oleh pekerjaan dan dilanda kegalauan karena tidak tahu juga saya bisa mudik atau tidak, belum lagi soal hilal THR sampai saat ini belum kelihatan. Mungkin akan ngecek tabungan barang kali masih ada sisa atau pun kalau tidak ada bisa pinjam dulu, ngutang dulu.

Tapi tak apalah apapun akan saya lakukan demi membelikan baju lebaran buat bapak. Anggap saja sebagai rejeki dari anak satu tahun sekali. Toh yang doyan baju baru menjelang Idul Fitri bukan anak-anak saja, orang dewasa juga suka baju baru. Bahkan tidak cuma pas Idul Fitri saja, kalau perlu bila kita ada rejeki berlebih setiap bulan kita kasih hadiah apalagi buat orang tua sendiri.

Hal-hal seperti ini tentunya paling menyenangkan, disaat orang tua masih ada kita membaktikan diri buat mereka. Bahkan inginnya saya tuh kalau bisa menghabiskan semua saldo di rekeningku untuk aku transfer ke bapak/mamah. Sejatinya mereka memang tak meminta dan pasti megang uang juga, tapi aku tahu mereka seneng kalo anak-anaknya ingat.

Lagian lebaran kali ini ga ada rame-rame ditengah pandemi Corona, buat apa juga megang duit cash. Tapi saya belum bisa untuk melakukan hal tersebut, apalagi masih banyak tanggungan, seperti setoran ke bank dan buat nafkahi istri dan anak, lah emang udah nikah? Belum. Belum pengen. Tapi semoga disegerakan hehe.

Nah, semoga kita selalu memiliki cara agar bisa berbakti dan berbalas budi kepada orang tua ya! Insya Allah pahalanya besar ini. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun