Waktu liburan sekolah hampir berakhir, dan ketika masuk sekolah para siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas akan menghadapi hal yang berbeda yakni mulai diberlakukannya UN dan USBN 2017 yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengeluarkan Wacana akan diadakan Moratorium Ujian Nasional dan menggantikannya dengan USBN yang akan diselenggarakan oleh MGMP wilayah Kota dan Kabupaten tetapi kenyataannya dalam Sidang Kabinet tanggal 7 Desember 2016 diputuskan bahwa Moratorium Ujian Nasional yang diusulkan Menteri Pendidikan ditolak. Uniknya yang mengumumkan penolakan tersebut adalah Wakil Presiden Yusuf Kalla dan bukan Menteri Pendidikan.
Sudah diketahui dari awal, yang menentang adanya Moratorium Ujian Nasional adalah Wakil Presiden Yusuf Kalla. Beliau sejak menjadi Wapres pada  masa Presiden SBY adalah tokoh yang berdiri paling depan menentang dihapuskannya Ujian Nasional,  walaupun terdapat putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa UN tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur kelulusan siswa tetapi sekolah lah yang menentukannya.
Dari awal, pada masa kampanye Presiden RI, Jokowi memang paling menolak untuk UN dijadikan sebagai standar satu-satunya kelulusan siswa, apalagi sering beliau menyatakan dalam pendapatnya "Masa, belajar tiga tahun lamanya hanya ditentukan oleh 4 hingga 6 pelajaran saja, itu tidak fair dan adil " menurutnya.
SIDANG KABINET 7 DESEMBER 2016
Ketika sekolah-sekolah di Indonesia sedang mengadakan Ujian Akhir Semester Ganjil, hasil Sidang Kabinet 7 Desember 2016 memutuskan bahwa Moratorium UN tidak jadi dilaksanakan. Ujian Nasional tetap dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, dengan sedikit penyesuaiannya..
Beberapa gurudi seluruh Indonesia termasuk penulis berdebar-debar tentang hasil penyesuaian UN 2017, sehingga muncullah Hasil Rapat Koordinasi Persiapan UN dan USBN Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan hal-hal sebagai berikut :
- Ujian Nasional tetap dilaksanakan
- Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi USBN 2017 (Ujian Nasional Berstandar Nasional) untuk beberapa mata pelajaran
- Memperluas pelaksanaan berbasis komputer, baik UN maupun USBN
Mata Pelajaran UN untuk SMP meliputi :
- Matematika
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- IPA
Sedangkan Mata Pelajaran USBN tingkat SMP meliputi :
- Pendidikan Agama
- PPKN
- IPS
Kalau kita melihat Mata Pelajaran UN untuk tingkat SMP, tidak ada perbedaan dari tahun sebelumnya, yang berbeda adalah dinaikkannya Mata Pelajaran Ujian Sekolah menjadi USBN, hal ini menjadi hal pembeda dengan tahun sebelumnya.
Coba, lihat pula Mata Pelajaran UN untuk SMA, yang meliputi :
- Matematika
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Mata Pelajaran Pilihan sesuai Jurusan
Sedangkan USBN untuk SMA meliputi :
- Pendidikan Agama
- PPKN
- Sejarah
- 3 Mata pelajaran Sesuai Program Studi Siswa
Terlihat bahwa untuk Siswa SMA, sepertinya  tidak dibebankan dengan Mata Pelajaran yang sulit, seperti Siswa Jurusan IPA yang mata pelajaran pilihannya, boleh memilih salah satu pelajaran antara  Fisika, Kimia atau Biologi kemudian  Ekonomi, Geografi dan Sosiologi untuk Program IPS. Padahal tahun sebelumnya mereka Wajib mengerjakan ketika pelajaran tersebut.Â
Tapi, coba lihatlah...
Mereka akan terbebani dengan Materi USBN seperti Agama, PPKN, Sejarah dan 3 Mata Pilihan seperti Fisika, Kimia, Biologi (untuk Program IPA), Ekonomi, Geografi dan Sosiologi (untuk Program IPS). Mengapa terbebani ?
Dahulu, pelajaran di atas hanya sebagai Ujian Sekolah dan biasanya Guru-guru Sekolah yang membuatnya, sekarang harus melalui MGMP kota atau Kabupaten dan ini membuat siswa menjadi sulit karena biasanya Ujian Sekolah hanya beberapa bab saja, sekarang menjadi keseluruhan bab dari kelas 10 hingga 12 SMA. Berarti sama saja USBN ini setingkat seperti UN walaupun pelaksanaannya dilakukan di daerah
Kepanikan bukan hanya melanda siswa-siswa saja, guru sekolah juga. Coba lihat.. Dalam jadwal dinyatakan kisi-kisi UN dan USBN selesai dibuat tanggal 21 Desember 2016, tetapi sampai sekarang tim MGMP di kota dan Provinsi belum memegang kisi-kisi tersebut padahal UN SMA akan dimulai pada bulan April 2017.
Ternyata....
Tahun ini adalah tahun Percobaan Pelaksanaan UN dan USBN, dan nyatanya keterlambatan Kementrian Pendidikan dalam mengeluarkan keputusan menyebabkan siswa dan guru menjadi korbannya... Pertanyaannya adalah ....???? Akankah ini terus berlanjut...
Sepertinya... Negeri ini suka dengan Pameo di bawah ini...
Tahu... Bulat...Di Goreng..... Dadakan...
Semoga Bermanfaat