Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pena Pena

15 Juni 2019   22:25 Diperbarui: 15 Juni 2019   22:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak memujanya, hanya suka bergelut rasa dengannya.
Menari bersama dalam goresan getir, senang dan terkadang hampa.
Pena pena bahkan mengajakku gila. Corat coret saja tak peduli akhirnya.
Biarkan mengalir, karena pena pena dan aku adalah sama.
.......

Kamu ingat pena,
Seminggu pernah ku meletakkanmu tanpa menyapa. Tergeletak di meja lusuh di belakang sana. Kamu seperti marah  menyala, selalu menatap dan mengajak bicara.
Aku meraihmu, lalu menuliskan sajak sajak kemarahanmu dilembaran yang makin tak terjamah kata.

.......
Pena, harmoni kita bukan laiknya kekasih yang putus nyambung tak ada ujungnya. Tapi kita sahabat sejati yang penuh rasa bersama melewati warna warna dunia.
Kelak kalo kita tlah mampu, ku ingin mengajakmu menuliskan indahnya bumi Nya dari ujung putih utara dan selatan dan dari ujung hitam timur dan barat.

Tapi nanti, saat kita adalah harmoni tanpa cela.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun