Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Tentang X di TPS 21, (Bagian 1)

19 April 2019   09:52 Diperbarui: 19 April 2019   10:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang Ngantuk, sisa perjalanan Jogja-Cirebon masih menempel dikelopak mataku dan cerita tentang dua wanita ayu juga belum lama ku tinggalkan. Sehabis adzan subuh, istri dengan semangatnya membangunkan, ternyata subuh sudah 1 jam berlalu. Ups, kesiangan guys...kan aku capek hehe, alesan!. Tapi aku ingat tugasku, menjadi KPPS di TPS 21 tugas perdana dan terakhir di Cirebon untuk mengawal hajat besar bangsa 5 tahunan, pemilu. 

Jam 06.15 pak RT sudah ada didepan rumah, dengan lantangnya nyebut namaku. Mungkin dikiranya aku ga bakal tanggung jawab kali ya. "Pak Yudi" teriaknya... "siap pak" jawabku sambil tergopoh belum memakai baju. Perhatian banget ya pak RT ini, pikirku cie cie...haha. Padahal dibelakang sana, terdengar istriku lagi masak Nasi Goreng, "wah bakal kelaparan pikirku" dilema mulai menjalar. 

Tapi tanpa bisa menolak, aku bergegas memenuhi ajakan pak RT untuk ke TPS, meski cacing diperut sudah demo minta dikasih makan. Ku bilang "santai cing, kamu ikut meriahkan pemilu ya, yang laen nyoblos kamu duduk diem dipojokan sana nunggu snack" hahaha. 

TPS yang asing karena tim ini juga asing bagiku, karena baru kali ini aku datang setelah sebelumnya aku tidak bisa ikut rapat rapat persiapan, aku dijogja. 

Sempat panas terjadi perdebatan dalam proses persiapan, salah satu ingin segera membuka kotak suara dengan alesan efektifitas waktu, sedang yang lain kukuh ikutin aturan jam 07.30 setelah saksi hadir. Itulah yang benar untuk menghindari masalah. Pak ketua akhirnya memilih yang benar daripada yang efektif, mengamankan prosedur katanya. 

Sejak tadi saat ribut tentang kotak suara, masyarakat sudah mulai berdatangan. Lebih dari 20 orang sudah ngumpul didepan TPS. Mereka sudah rindu nyoblos, ini even perlima tahun jd kalo sudah rindu ngobatinnya 5 tahun lagi, hehe... "rindu itu lama". Berharap datang pagi bakal lebih cepat nyoblos, ternyata hal itu dipikirkan juga oleh kebanyakan orang, yang terjadi adalah penumpukan massa yang ingin segera  nyoblos, tapi belum juga dimulai. 

Jam 7.30 Indonesia raya berkumandang pertanda TPS 21 siap untuk melaksanakan tugas, beriringan dengan ikrar berbuat benar selama proses pemilu oleh KPPS. Satu persatu pemilih mulai mendaftar dan mulai nyoblos pilihannya, presiden-DPR RI-DPD-DPRD Propinsi dan Kabupaten. 

Tiap pemilih butuh waktu 3-5 menit dikotak suara, entah ini lagi merenung atau ketiduran ya...hehe tapi membuka kartu suara yang begitu lebar saja butuh waktu, belum saat memilih calon legislatif yang banyak dan hanya namanya saja. Kalo ada potonya tinggal pilih wajah yang paling menarik, nah ini kita akan memilih mana nama yang paling menarik...hehe enggak banget ya.  

Aku kebagian tugas untuk menjaga kotak suara, senang saja. "Lebih mudah jaga kotak suara dari pada jaga hati" pikirku...hehe. Tapi tau nggak faktanya apa? Faktanya adalah banyak pemilih yang cantik dan manis, haha... karena banyak yang suka bingung saat mau memasukan surat suara ke kotak suara, aku jadi punya kesempatan nyenggol tangan mereka saat membantu masukin surat suara yang terkadang lubangnya kesempitan...piss hehe...

7 jam sudah aku menunggu kotak suara, si cacing juga sudah mulai ngamuk, sogokan gorengan td pagi sudah gak mampu membendung, kesabarannya nunggu di pojok sana sudah terusik sebentar lagi tantrum...  "halah cing aku juga sudah lemes ini, kau jangan berulah, pusing aku" gumamku... dan pak ketua nampaknya punya kantung unta sedari tadi kok ga keliatan laper apalagi ngajak makan... hadeuh ini bakal membuatku sensitip... gitulah,  laper = sensi, hehe...

Sabar guys,lakon x nya belum nongol masih 9 jam lagi...hehe....

Bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun