Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Music

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Jika Eurovision Song Contest Diadakan di Indonesia

27 Januari 2023   21:54 Diperbarui: 27 Februari 2023   17:01 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebagai seorang penggila Eurovision Song Contest sejak edisi 2009, saya selalu mengkhayalkan apa jadinya jika Indonesia masuk Eurovision, meskipun kita bukan negara Eropa.

Lembaga penyiaran nasional kita ada dua: TVRI (televisi) dan RRI (radio). Keduanya akan menyiarkan Eurovision Song Contest secara langsung sekiranya Indonesia masuk kontes. Selain itu kita memiliki stasiun TV dan radio swasta yang juga dapat menyiarkan Eurovision.

Aturan Eurovision Song Contest jelas menyatakan bahwa negara yang menang di tahun tertentu harus menjadi tuan rumah kontes tahun berikutnya. Karena Indonesia tidak pernah ada di Eurovision, hal ini tentu tidak akan terjadi. Namun, hey, tidak pernah telat untuk berkhayal, jadi anggap saja Indonesia sudah pernah mengikuti kontes dan menang.

Jika Eurovision diadakan di Indonesia, tentunya kontes akan di Jakarta. Tetapi, perkara belum selesai. Ada juga aturan terkait venue untuk menggelar kontes menyanyi terbesar sedunia.

Tempat tuan rumah harus dapat menampung setidaknya 10.000 penonton, pusat pers untuk 1.500 jurnalis, harus mudah dijangkau dari bandara internasional dan akomodasi hotel tersedia untuk setidaknya 2.000 delegasi, jurnalis, dan penonton. Tidak hanya itu, tetapi dari plafon ke lantai venue tingginya harus setidaknya 15 meter. Venue yang dipilih harus kedap cahaya dan suara, ber-AC, dan harus indoor.

Tersedia ruang tambahan dengan ukuran kurang lebih 6.000 meter persegi untuk area belakang panggung (katering, ruang ganti, ruang rias, Viewing Room, kotak komentar) dengan ukuran mulai dari 4.000 meter persegi hingga 1.500 internasional untuk wartawan pers, dan dengan ukuran yang cukup untuk pusat akreditasi diperlukan. Selain itu, ruang untuk menjamu para sponsor dengan kapasitas sekitar 1.000 tamu harus tersedia.

Arena indoor yang paling sering dipakai untuk pagelaran seni budaya di sekitar Jabodetabek antara lain: Jakarta Convention Center, Sentul International Convention Center, ICE BSD, Beach City International Stadium, Istora Senayan, dan Mahaka Square. Bahkan mereka akan membuka Indoor Multifunction Stadium tahun ini di kompleks Gelora Bung Karno.

Kita lihat dulu kapasitas mereka:
1. Jakarta Convention Center: 5.000
2. ICE BSD: 10.000
3. Sentul International Convention Center: 12.000
4. Beach City International Stadium: 15.000
5. Istora Senayan: 7.166
6. Mahaka Square: 5.000
7. Indoor Multifunction Stadium: 16.523

Jika kita berpatokan pada kapasitas, JCC, Istora, dan Mahaka Square jelas gagal memenuhi syarat.

Saya tidak mempermasalahkan tinggi venue, karena sekilas keempat venue yang bertahan (at least dalam pandangan saya), yaitu ICE BSD, SICC, BCIS, dan IMS cukup tinggi. Mereka juga kedap cahaya dan suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun