Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dari Upin Ipin, Kita Belajar Kalau... (18 Tahun Bersama Upin Ipin)

16 September 2025   10:02 Diperbarui: 16 September 2025   09:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Bismillahirrahmanirrahim.

Tepat hari ini, tanggal 16 September 2025, kita merayakan hari jadi Upin dan Ipin yang ke-18. Sudah 18 tahun sejak saudara kembar botak ini menghibur generasi keluarga Malaysia dan Indonesia. Hasil buah tangan Les' Copaque Production, setiap episode Upin Ipin mengandung nilai pembelajaran yang sarat makna dan dikemas dalam bentuk animasi 3D yang imut menggemaskan.

Dari Upin Ipin, kita belajar untuk selalu ceria dan optimis, walaupun masalah menghadang, seperti kaki patah, ayam peliharaan tetangga hilang, kain merah kesayangan hilang tertiup angin dan dirobek oleh ayam, dan juga belajar menerima diri walaupun diejek karena fisik. Seperti di episode "Tumbuh Rambut", ketika Upin Ipin diejek botak oleh Fizi sehingga berujung menggunakan minyak tumbuh rambut yang mereka temukan dalam keranjang Tok Dalang. Alhasil, Upin Ipin berubah dalam semalam menjadi Upin Mars dan Ipin Bieber, lengkap dengan rambut hitam lebat.

Dari Upin Ipin kita juga belajar bahwa rindu itu wajar. Memang, mereka sudah ditinggal kedua orangtua mereka saat masih bayi, dan sejak musim 6, Les' Copaque sudah mulai berani bermain dengan emosi para penonton dengan sedikit demi sedikit menampakkan sosok orangtua si kembar, walaupun mukanya tidak pernah ditampakkan secara penuh. Kita tidak akan pernah mendapatkan sosok Abdul Salam dan Ratih secara full, tetapi siapalah yang tahu, mungkin saat kita memasuki musim 20, muka mereka akan ditampakkan sepenuhnya. Mirip Mystery Saja dari KPop Demon Hunters yang mukanya tidak pernah terlihat secara full, hanya mulutnya, karena matanya selalu tersembunyi di balik rambut perak panjangnya.

Namun bukan hanya si kembar; karakter lain juga mengajarkan kita hal penting yang dapat membuat kita menjadi manusia seutuhnya.

Dari Ehsan kita belajar bahwa menjadi orang kaya dan terkenal tidak dapat menggantikan persahabatan yang telah lama terjalin dengan orang terkasih kita. Seperti di episode "Hidup Bergaya", ketika Ehsan mengungkap dirinya seorang pemengaruh sosial media. Setiap hari dia berkutat dengan YouKiub (YouTube di Kampung Durian Runtuh), Instagram, dan TikTok, sampai tidak punya waktu untuk makan, tidur, dan bermain dengan teman-teman.

Dari Fizi kita belajar bahwa seenteng apa pun mulut kita, suka mengejek orang lain, kita tetap harus jadi sahabat yang baik hati. Buktinya, walaupun sudah dua kali mengejek Upin Ipin, seperti "tak ada ibu maka tak ada surga" dan "botak", dia tetap masih mau meminta maaf. Fizi juga sangat sayang pada sepupunya, Ehsan. Ehsan selalu berbagi makanan dengan Fizi, walaupun dia sedikit pelit kalau soal mainan. Tetapi apa-apa pun, dia baik hati, sebab itu Fizi menganggap Ehsan bagian dari keluarganya sendiri. Walaupun orang susah, Fizi tidak minder.

Dari Mail kita belajar menjadi wirausaha yang sukses. Awalnya Mail memang orang yang pemalu, namun setelah aktif ikut ibunya berdagang di pekan, dia mengembangkan hobi berbisnis dengan kata-kata khasnya, "dua singgit". Dua ketul singgit, dua bakul singgit, dua mangkuk singgit, dua kali tengok singgit, dua menit singgit. Sejak itu, berbisnis menjadi hobi Mail. Dari berbisnis, Mail menjadi orang yang percaya diri dan berdikari.

Dari Mei Mei kita belajar berbagi ilmu dengan orang-orang terdekat kita. Mei Mei dikenal sebagai anak yang cerdas dan pandai, serta bercita-cita menjadi guru. Otaknya encer dan dia tak segan berbagi ilmu dengan orang terdekatnya.

Dari Jarjit kita belajar menjadi orang yang dapat mencairkan suasana. Dia adalah orang etnis Sikh India yang mahir berpantun seloka, biasanya diawali "dua tiga..." Dia gemar menghibur orang yang sedang bersedih dengan pantun-pantunnya.

Dari Susanti kita belajar menjadi teman yang baik, walaupun beda negara. Setiap omongan temannya, dia dengarkan. Sebagai simbol kerukunan Indonesia dan Malaysia, Susanti telah menjadi salah satu karakter favorit di serial Upin Ipin; karakter yang asyik dan hobi fotografi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun