Dalam era digital yang semakin maju, keamanan transaksi menjadi salah satu aspek krusial yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama yang bergerak di bidang finansial dan e-commerce. Dengan meningkatnya volume transaksi online, risiko penipuan (fraud) juga semakin tinggi. Untuk mengatasi hal ini, teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan telah menjadi solusi andalan dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas mencurigakan. Salah satu contoh nyata adalah penggunaan AI oleh PayPal untuk mencegah penipuan pembayaran.
Bagaimana AI Mendeteksi Fraud?
AI memanfaatkan model deteksi anomali untuk mengidentifikasi transaksi atau aktivitas yang mencurigakan. Model ini dirancang untuk mempelajari pola normal dari data transaksi, sehingga dapat mendeteksi penyimpangan yang mungkin mengindikasikan adanya fraud. Berikut adalah cara kerja AI dalam mendeteksi fraud:
1. Analisis Pola Transaksi
AI menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis jutaan transaksi setiap harinya. Dengan mempelajari pola-pola normal, seperti lokasi pembelian, jumlah transaksi, dan waktu transaksi, AI dapat mengidentifikasi aktivitas yang tidak biasa. Misalnya, jika sebuah kartu kredit tiba-tiba digunakan untuk pembelian besar di negara yang berbeda dalam waktu singkat, sistem AI akan menandainya sebagai transaksi mencurigakan.
2. Deteksi Anomali
Model deteksi anomali bekerja dengan membandingkan setiap transaksi baru dengan data historis. Jika ada transaksi yang menyimpang dari pola normal, sistem akan memberikan peringatan. Contohnya, jika seorang pengguna biasanya melakukan transaksi kecil di wilayah tertentu, tetapi tiba-tiba melakukan transaksi besar di wilayah lain, AI akan menganggapnya sebagai anomali.
3. Penggunaan Bot untuk Analisis Real-Time
AI juga dapat menggunakan bot untuk memantau transaksi secara real-time. Bot ini dapat memproses data dengan cepat dan mengambil keputusan dalam hitungan detik. Jika ditemukan aktivitas mencurigakan, bot dapat langsung memblokir transaksi atau meminta verifikasi tambahan dari pengguna.
4. Pembelajaran Berkelanjutan
Salah satu keunggulan AI adalah kemampuannya untuk terus belajar dari data baru. Setiap kali terjadi upaya penipuan yang berhasil atau gagal, sistem AI akan memperbarui modelnya untuk meningkatkan akurasi deteksi di masa depan. Hal ini membuat sistem semakin cerdas dan efektif dalam mencegah fraud.
Contoh Penerapan AI: PayPal
PayPal, salah satu platform pembayaran online terbesar di dunia, telah menggunakan AI untuk mencegah penipuan pembayaran. Sistem AI PayPal mampu menganalisis lebih dari 400 variabel dalam setiap transaksi, seperti alamat IP, perangkat yang digunakan, dan riwayat transaksi pengguna. Dengan teknologi ini, PayPal berhasil mengurangi tingkat penipuan hingga 0,32%, jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai 1,32%.
PayPal menggunakan kombinasi machine learning dan analisis big data untuk mendeteksi pola-pola mencurigakan. Misalnya, jika ada transaksi yang dilakukan dari perangkat yang tidak dikenal atau dari lokasi yang tidak biasa, sistem akan meminta verifikasi tambahan atau bahkan membatalkan transaksi jika dianggap berisiko tinggi.