Mohon tunggu...
Yudhi Mada
Yudhi Mada Mohon Tunggu... Ebook author, good trading, data analisis, dosen management utm

Ebook author, gold trading, data analisis, dosen management utm

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Peran AI dalam Deteksi Fraud dan Keamanan Transaksi

16 Maret 2025   02:10 Diperbarui: 16 Maret 2025   02:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deteksi Fraud. Sumber: Chatgpt 

Dalam era digital yang semakin maju, keamanan transaksi menjadi salah satu aspek krusial yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama yang bergerak di bidang finansial dan e-commerce. Dengan meningkatnya volume transaksi online, risiko penipuan (fraud) juga semakin tinggi. Untuk mengatasi hal ini, teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan telah menjadi solusi andalan dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas mencurigakan. Salah satu contoh nyata adalah penggunaan AI oleh PayPal untuk mencegah penipuan pembayaran.

Bagaimana AI Mendeteksi Fraud?

AI memanfaatkan model deteksi anomali untuk mengidentifikasi transaksi atau aktivitas yang mencurigakan. Model ini dirancang untuk mempelajari pola normal dari data transaksi, sehingga dapat mendeteksi penyimpangan yang mungkin mengindikasikan adanya fraud. Berikut adalah cara kerja AI dalam mendeteksi fraud:

1. Analisis Pola Transaksi
AI menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis jutaan transaksi setiap harinya. Dengan mempelajari pola-pola normal, seperti lokasi pembelian, jumlah transaksi, dan waktu transaksi, AI dapat mengidentifikasi aktivitas yang tidak biasa. Misalnya, jika sebuah kartu kredit tiba-tiba digunakan untuk pembelian besar di negara yang berbeda dalam waktu singkat, sistem AI akan menandainya sebagai transaksi mencurigakan.

2. Deteksi Anomali
Model deteksi anomali bekerja dengan membandingkan setiap transaksi baru dengan data historis. Jika ada transaksi yang menyimpang dari pola normal, sistem akan memberikan peringatan. Contohnya, jika seorang pengguna biasanya melakukan transaksi kecil di wilayah tertentu, tetapi tiba-tiba melakukan transaksi besar di wilayah lain, AI akan menganggapnya sebagai anomali.

3. Penggunaan Bot untuk Analisis Real-Time
AI juga dapat menggunakan bot untuk memantau transaksi secara real-time. Bot ini dapat memproses data dengan cepat dan mengambil keputusan dalam hitungan detik. Jika ditemukan aktivitas mencurigakan, bot dapat langsung memblokir transaksi atau meminta verifikasi tambahan dari pengguna.

4. Pembelajaran Berkelanjutan
Salah satu keunggulan AI adalah kemampuannya untuk terus belajar dari data baru. Setiap kali terjadi upaya penipuan yang berhasil atau gagal, sistem AI akan memperbarui modelnya untuk meningkatkan akurasi deteksi di masa depan. Hal ini membuat sistem semakin cerdas dan efektif dalam mencegah fraud.

Contoh Penerapan AI: PayPal

PayPal, salah satu platform pembayaran online terbesar di dunia, telah menggunakan AI untuk mencegah penipuan pembayaran. Sistem AI PayPal mampu menganalisis lebih dari 400 variabel dalam setiap transaksi, seperti alamat IP, perangkat yang digunakan, dan riwayat transaksi pengguna. Dengan teknologi ini, PayPal berhasil mengurangi tingkat penipuan hingga 0,32%, jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai 1,32%.

PayPal menggunakan kombinasi machine learning dan analisis big data untuk mendeteksi pola-pola mencurigakan. Misalnya, jika ada transaksi yang dilakukan dari perangkat yang tidak dikenal atau dari lokasi yang tidak biasa, sistem akan meminta verifikasi tambahan atau bahkan membatalkan transaksi jika dianggap berisiko tinggi.

Keuntungan Penggunaan AI dalam Deteksi Fraud

1. Akurasi Tinggi: AI mampu menganalisis data dalam jumlah besar dengan akurasi yang tinggi, sehingga mengurangi false positive (transaksi normal yang salah dianggap sebagai fraud).
2. Respons Cepat: Dengan kemampuan analisis real-time, AI dapat mengambil tindakan segera untuk mencegah kerugian.
3. Skalabilitas: AI dapat menangani jutaan transaksi sekaligus tanpa kehilangan efisiensi.
4. Adaptabilitas: Sistem AI terus belajar dan beradaptasi dengan metode penipuan baru, sehingga selalu up-to-date dalam menghadapi ancaman terbaru.

Tantangan dalam Penerapan AI untuk Deteksi Fraud

Meskipun AI menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

1. Data Privacy: Penggunaan data transaksi untuk pelatihan model AI harus mematuhi regulasi privasi data seperti GDPR.
2. False Positives: Meskipun akurat, sistem AI terkadang masih menghasilkan false positive yang dapat mengganggu pengalaman pengguna.
3. Biaya Implementasi: Membangun dan memelihara sistem AI yang canggih memerlukan investasi yang besar.

Kesimpulan

AI telah menjadi alat yang sangat efektif dalam mendeteksi dan mencegah fraud dalam transaksi online. Dengan kemampuan analisis data yang cepat, akurat, dan real-time, AI tidak hanya melindungi perusahaan dari kerugian finansial tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelanggan. Contoh sukses seperti PayPal menunjukkan bahwa AI adalah solusi masa depan untuk keamanan transaksi. Namun, perusahaan juga perlu mempertimbangkan tantangan yang ada dan memastikan bahwa sistem yang dibangun tetap mematuhi regulasi dan menjaga privasi pengguna.

Dengan terus berkembangnya teknologi AI, diharapkan sistem deteksi fraud akan semakin canggih dan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik bagi semua pihak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun