Solusi: Libatkan tim kreatif asli Jawa atau konsultan budaya.
Kesimpulan
Penggunaan bahasa Jawa ngoko dalam iklan digital bukan sekadar taktik pemasaran, tetapi bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal. Seperti yang terbukti dalam kampanye mi instan di Yogyakarta dan Solo, pendekatan hyper-local marketing mampu menciptakan engagement tinggi sekaligus memperkuat loyalitas merek.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!