Video menampilkan ibu-ibu di pasar tradisional sedang memasak mi dengan dialog bahasa ngoko.
Musik latar menggunakan campursari untuk memperkuat nuansa Jawa.
Target Geografis Sempit
Iklan hanya ditayangkan di radius 10 km sekitar Yogyakarta dan Solo melalui Facebook Ads.
Hasil yang Dicapai:
Engagement Rate Meningkat 45% dibandingkan iklan berbahasa Indonesia.
Komentar Positif: Banyak warganet menulis "Iki iklan paling nJawani, aku kepengen beli!"
Penjualan Naik 25% di minimarket wilayah target dalam 2 bulan.
Langkah Praktis Menerapkan Hyper-Local Marketing dengan Bahasa Daerah
1. Lakukan Riset Budaya Mendalam
Pahami perbedaan dialek antardaerah. Misalnya:
Yogyakarta & Solo: Bahasa ngoko halus.
Pati & Kudus: Campuran bahasa Jawa dan bahasa pesisiran.
Hindari kata slang yang bisa menyinggung, seperti "kowe" (kamu) yang dianggap kasar di beberapa konteks.