Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa dan Pergulatan Kemanusiaan

4 Oktober 2021   09:16 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan sosial saat ini yang tersedia melalui ruang virtual dalam jejaring online, menjadikan kaum intelektual dan para pakar menjemput kematian, kalah suara dalam jumlah pengikut -followers di media sosial. Tom Nichols, 2018, dalam The Death of Expertise sudah mengingatkan hal tersebut.

Lebih jauh lagi kematian kelompok intelektual termasuk mahasiswa, akademisi dan elemen kritis lainnya, terjadi karena ruang demokrasi di kampus yang semakin menyempit karena birokratisasi dan komersialisasi pendidikan.

Peter Fleming dalam Dark Academia: How Universities Die, 2021 menyebut bahwa lembaga pendidikan bernama universitas mengalami kebuntuan bagi kebebasan dirinya, tekanan psikologis melalui ukuran publikasi ilmiah, tingkat kelulusan, termasuk kompetisi antar kampus semakin menjadi.

Bila kondisinya sudah sedemikian pelik, agak tampak sulit membayangkan mahasiswa untuk bisa memberi kontribusi solusi bagi persoalan publik di sekitarnya.

Di titik tersebut, jati diri mahasiswa dan kaum intelektual harus dikembalikan rohnya pada kesejatian publik, melalui moralitas kemanusiaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun